Sangihe, BeritaManado.com – PT Gudang Baru Berkah kembali melakukan aktifitas ekspor rokok Gajah Baru ke Filipina.
Sebanyak 900 karton rokok Gajah Baru diantar menuju General Santos City Fish Port Complex, Mindanao, Filipina, lewat Pelabuhan Petta, Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sabtu (24/6/2023).
Proses ekspor dilakukan secara tradisional, dimana pihak perusahaan melakukan menggunakan 4 kapal motor dan proses bongkar muat barang, memberdayakan sedikitnya 64 masyarakat lokal.
Rokok tersebut dikirim melalui jalur laut, dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Jawa Timur dan tiba Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara pada Jumat (23/6/2023) pagi.
Usai proses bongkar muat, rokok kemudian diantar ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Sangihe dengan kapal penumpang KM Barcelona dan KM Mercy Teratai.
Pantauan BeritaManado.com, 900 karton yang berisi 800 bungkus per karton, diangkut dari Pelabuhan Tahuna lewat darat ke Pelabuhan Petta.
Puluhan masyarakat tampak telah menunggu di pelabuhan Petta untuk mengangkut barang ke kapal.
Proses tersebut diawasi langsung pihak beacukai dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Sulawesi Utara.
Tandil Tipelu Suenaung, selaku Pemeriksa Terampil Bea Cukai Manado yang bertugas di Kantor Bantu Beacukai Tahuna, menjelaskan, aktifitas ekspor rokok Gajah Baru milik PT Gudang Baru Berkah, dilakukan setiap dua minggu sekali.
Dalam pengawasan Beacukai, aktifitas ekspor tersebut masuk golongan jalur hijau.
“Ini termasuk jalur hijau yaitu barang tidak dicurigai. Dalam catatan kami, pihak perusahaan melakukan aktifitas ekspor secara legal sejak tahun 2019. Dulunya baru 20 karton sekali antar,” ujar Tandil Tipelu Suenaung.
Di sisi lain, perwakilan perusahaan, Siti Maimuna Bintaher, menjelaskan, alasan melakukan aktifitas ekspor secara tradisional lewat Pelabuhan Petta dikarenakan rasa tanggungjawab sosial perusahaan untuk memberdayakan masyarakat lokal.
“Perusahaan ingin memperdayakan masyarakat pada kegiatan ekspor ini sehingga masyarakat setempat bisa merasakan keuntungan secara langsung,” jelasnya.
Emilyon Satyatama, salah satu buruh di Pelabuhan Petta, mengatakan, harga angkut barang dari truk ke kapal, dikenai biaya sebesar Rp4000 per karton.
Dikatakan Emilyon, dalam sekali bongkar muat dan antar rokok ke Filipina, masyarakat setempat mendapat keuntungan sekitar Rp6-8 juta.
Untuk ke General Santos, membutuhkan jarak tempuh selama 10 jam perjalanan.
Emilyon berharap, aktifitas ekspor ini bisa dilakukan secara berkesinambungan sehingga bisa mendongkrak ekonomi masyarakat lokal.
(Finda Muhtar)