TOMPASOBARU—Sedikitnya sekitar 80 hektar sawah di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Ranoyapo, Maesaan dan Tompasobaru hanyut. Selain sawah, ladang dan kebun jagung juga rusak. Pasalnya, kerusakan terjadi akibat cuaca ekstrim dua hari terakhir ini. Yaitu hujan cukup keras diikuti dengan angin kencang di Kabupaten Minsel. Selain sawah, ada juga laporan PPL di tiga bebersapa desa 7 ekor sapi hilang maupun meninggal. Ada pula, satu buah handtractor ditemukan dalam keadaan rusak berat. Sudah itu, kerugian yang dialami berkisar Rp 5 milyar lebih.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Minsel, Ir Decky Keintjem ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian diatas. ‘’Ya benar, sesuai laporan petugas lapangan kejadian terpara di Kecamatan Ranoyapo, Maesaan dan Tompasobaru. Seperti pemilik sawah di Desa Ranoiapo yaitu Lauren Tilaar, Jan Waladow, Jantje Sembel, Buce Jacob, Sampel Tilaar dan Julia Rompas. Ada juga pohon kelapa yang rusak, seperti Marthen Woran, Ato Suwuh dan Hence Suwuh. Serta pemilik tanaman jagung yaitu Robby Komaling, Sampel Tilaar, Jorry Mandolang dan Welly Liwe,’’ ujar Keintjem.
Kata Keintjem, Desa Ranoiapo-Kecamatan Ranoyapo, Desa Tumani Raya-Maesaan dan Desa Tompasobaru-Kecamatan Tompasobaru, desa-desa diatas dilaporkan banyak sawah rusak diterjang air akibat bendungan dan irigasi jebol.
‘’Kerusakan di Desa Ranoiapo, sekitar 20-an hektar, lima ekor sapi mati dan terbawah arus. Kebun kelapa dan jagung juga rusak. Akibatnya, semuanya gagal panen. Sama halnya di Desa Tumani Raya, Kinamang dan Tompasobaru Dua, ada sekitar 50-an hektar sawah rusak. Termasuk, 2 ekor ternak sapi dengan sebuah roda hilang,’’ ungkapnya.
Ditambahkan Keintjem, bahwa pihaknya juga sudah melihat video yang diantar petugas PPL bersama stafnya yang turun langsung. Baik video dan foto tersebut akan dibuat laporan kepada ibu Bupati Tetty Paruntu. Termasuk pula, akan disampaikan langsung kepada Kementerian Pertanian di Jakarta.
‘’Hanya saja, dari data sementara kerugian yang dialami tersebut baru sekitar Rp 5 miliar lebih. Itu data sementara, sebab pihaknya masih sementara melakukan pendataan. Baik melalui PPL ataupun staf yang turun langsung. Bahkan, pihaknya sangat menantikan laporan dari pemilik sendiri,’’ pungkas Keintjem. (and)