M. Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung
Manado – Kepala BPJN Wilayah XV Manado Ir. Riel Jemmy Mantik, M.Eng.Sc belum lama ini menjelaskan anggaran pembangunan jalan mengalami peningkatan dari rencana semula.
Hal itu dikarenakan adanya tambahan pembangunan untuk menunjang akses masyarakat seperti penambahan beberapa jembatan, akses jalan ke desa dan juga fly over (jalan laying).
Meski ada ketambahan biaya, namun hal itu bukan merupakan masalah karena jalan Tol Manado-Bitung masuk pada proyek strategis Nasional yang artinya, berapapun ketambahan anggaran akan tetap dipenuhi pemerintah.
“Masalah anggaran kita semua sudah tersedia, karena ini PSN, Proyek Strategis Nasional dimana dia menduduki prioritas tertinggi dari pada alokasi dana yang harus dialokasikan, sehingga berapapun kekurangan (anggaran) itu langsung diisi oleh pemerintah maupun swasta (investor), jadi pembangunan ini tidak akan kekurangan dana seperti paket-paket regular biasa,” jelas Riel Mantik.
Untuk anggaran Jalan Tol Manado-Bitung sendiri menurut Riel Mantik dialokasikan pada APBN sekitar 2,9 Triliun rupiah kemudian diseksi investor itu sekitar 5 Triliun rupiah.
“Berarti total hampir 8 Triliun asalkan tidak ada tambahan,” kata Riel Mantik.
Untuk panjang jalan tol itu sendiri jelas Riel Mantik ada 39 km, dan dari 39 km ada pembangunan jalan tol sepanjang 7 km dengan pembiayaannya dari loan (pinjaman) China, 7 APBN murni dan yang 25 km oleh BUJT,
”BUJT nya adalah Jasamarga Manado-Bitung PP, Wijaya Karya (Wika). Jadi kalau untuk loan China yang sudah ditandatangani kontrak itu ada 1,2 Triliun, sementara untuk APBN itu ada 1,7 Triliun sisanya BUJT yang investasinya 5,2 Triliun,” tutur Riel Mantik.
Sementara untu panjang 7 km yang dibangun dengan pinjaman China dengan 7 km APBN ada perbedaan anggaran meski jaraknya sama karena ada perbedaan dari konstruksi-konstruksinya, ujar Riel Mantik
(Rizath Polii)