Manado – Cabang olahraga (Cabor) Bridge terancam tidak dipertandingkan pada Asian Games 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.
Penyebabnya menurut Chris Hombokau, Sekretaris Panitia Pelaksana Sarundajang Cup meneruskan penyampaian Ketua Harian PB GABSI, Handojo, surat Tim Bridge Inggris kepada Organisasi Bridge Dunia (WBF) untuk memberikan sanksi kepada Indonesia karena pembayaran, komplain dari beberapa team Luar Negeri peserta kejuaraan bridge internasional Sarundajang Cup belum selesai.
“Saya mendapat telepon dari Ketua Harian PB GABSI Pak Handojo, bahwa TEAM INGGRIS sudah menyurat ke Organisasi Bridge Dunia WBF untuk memberi sanksi kepada Indonesia agar CABOR BRIDGE TIDAK DIPERTANDINGKAN pada Asian Games 2018 dimana Indonesia sebagai TUAN RUMAH, karena pembayaran complain dari beberapa Team Luar Negeri peserta Sarundajang Cup belum beres,” tulis Chris Hombokau melalui sms kepada media, Senin (21/9/2015) malam.
Beberapa kewajiban panitia yang diketuai Assisten 3 Setdaprov Sulut, Sanny Parengkuan yang belum dipenuhi menurut Hombokau diantaranya, Uang Tampil, Biaya Penggantian Tiket yang sudah dibeli karena terjadi penundaan jadwal kejuaraan.
“Petugas lomba juga banyak yang belum terima honor,” jelas Hombokau.
Terkait laporan Tim Bridge Inggris tersebut, pengamat politik dan kemasyarakat, Taufik Tumbelaka menilai kinerja panitia yang dipimpin Sanny Parengkuan yang tidak profesional sangat memalukan. Jelas Taufik, permasalahan tersebut perlu diseriusi dan diselesaikan.
“Karena dampaknya tidak hanya Sulut tapi Indonesia. Bayangkan jika cabor bridge tidak dipertandingkan di Asian Games gara-gara ketua panitia Sarundajang Cup tidak profesional, akan sangat merugikan kita,” tukas Tumbelaka. (jerrypalohoon)