Amurang—Imbas dari demo petani kopra Minsel, Selasa (6/11) di Pabrik PT Cargill Indonesia di Amurang. Maka, Corporate Affairs Director PT Cargill Indonesia, Rachmat Hidayat datang dari Jakarta ke Minsel untuk menjelaskan dihadapan publik melalui pers. Hadir juga Plant Manager Amurang Chrusing Plant Lindung Samosir bersama tim mengundang wartawan Minsel untuk jumpa pers. Bertempat di Resto Monic-Boulevard Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang.
Menariknya, sejumlah wartawan Minsel menanyakan berbagai isu yang dialamatkan PT Cargill Indonesia Amurang. Diantaranya, Citra Soputan (Manado Post), Viktor Noah (Komentar), Rocky Sariowan (BeritaMinsel.com), Alon Rumagit (Reportase), Novie (Buser) serta insan Pers lainnya yang memang ingin memberikan pertanyaan kepada pimpinan PT Cargill Indonesia.
‘’Ada beberapa hal, isu mengenai pembelian kopra oleh PT Cargill Indonesia. Diantaranya, harus melalui kontraktor (pengumpul, red). Dan kontraktor dimaksud, juga sudah melalui kesepakatan PT Cargill Indonesia di Minsel dan daerah lain di Sulawesi Utara. Kami juga bertanya, kenapa PT Cargill tak melakukan pembelian secara langsung melalui petani. Serta cara-cara lain yang ingin memberi petani tidak merasa rugi,’’ tanya Alon Rumagit.
Sementara itu, Rocky Sariowan justru bertanya soal komitmen PT Cargill Indonesia Amurang untuk memberikan yang terbaik bagi petani Sulut dan khususnya Minsel. Karena, PT Cargill berada di Amurang dan Minsel. ‘’Mana komitmen PT Cargill Indonesia untuk petani Minsel dan Sulut pada umumnya. Ataukah, Cargill hanya mau cari untung diatas penderitaan petani,’’ jelas Sariowan.
Namun demikian, Corporate Affairs Director PT Cargill Indonesia Rachmat Hidayat langsung menjawab dengan lugas. ‘’Bahwa, dalam pembelian kopra, perusahaan pengelolah kopra selalu berpatokan kepada harga minyak kelapa (CNO) dunia. Yang mana, selalu berfluktuasi sesuai dengan kondisi perdagangan. Harga kopra selalu mengikuti perubahan harga minyak kelapa, sesuai dengan mekanisme pasar. Di Sulawesi dan Maluku saat ini terdapat 5 perusahaan. Termasuk PT Cargill Indonesia di Amurang. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan kopra dengan jumlah pabrik sebanyak 11 buah,’’ kata Hidayat.
Hidayat juga menjelaskan, PT Cargill Indonesia tidak bisa lepas dari pergerakan harga minyak internasional dalam penentuan harga pembelian kopra. Pada saat ini, harga minyak kelapa sedang terpuruk, karena suplai yang melimpah dari Filipina dan Indonesia ditengah-tengah kondisi pasar/ekonomi yang tidak menentu. Seperti krisis di berbagai negara.
‘’Dengan demikian, isu yang berkembang dimana sebutan bahwa PT Cargill Indonesia di Amurang justru tak bisa memberi kesejahteraan bagi petani kelapa adalah salah alamat. Yang pasti, apa yang dilakukan PT Cargill Indonesia di Amurang secara khusus ingin memberikan yang terbaik bagi petani kelapa. Khusus, petani kelapa juga diberi kesempatan untuk langsung menjual kopranya di PT Cargill tanpa harus melalui kontraktor (pengumpul, red). Karena, memang tanpa petani kami tak bisa ada dan tak bisa membeli kopra,’’ ungkap Hidayat yang ikut dibenarkan Plant Manager Lindung Samosir dan HRD Arnold William. (andries)