Manado-Salah satu objek wisata kota Manado, yaitu pantai Boulevard, mulai dari belakang Bahu Mal sampai ke belakang Marina Plaza, saat ini membutuhkan perhatian extra pemerintah daerah dan tokoh agama. Bukan karena fasilitas wisatanya yang kurang menunjang , melainkan tempat itu sudah mulai disalah gunakan oleh sebagian warga yang ingin merasakan kenikmatan ektra, khususnya pada malam hari.
Ditempat tersebut, khususnya diantara celah-celah batu besar hasil timbunan reklamasi pantai, hampir setiap malam didatangi berbagai pasangan berlainan jenis, terutama muda-mudi yang diantaranya selain ingin menikmati keindahan pantai, sekaligus mungkin juga ingin “kenikmatan extra”. “Saya beberapa kali melihat beberapa pasangan duduk-duduk diantara bebatuan, kebanyakan muda-mudi, tapi saya pernah juga melihat sepasang yang berbeda usia jauh, yang pria kira-kira 40an tahun sedangkan yang wanita kira-kira 20an tahun” ungkap bapak handry warga bahu, yang kemudian diiyakan temannya yaitu bapak john warga yang sama. Lebih lanjut dikatakan mereka berdua, saat pasangan itu lagi duduk, kebanyakan dari mereka saling berdekatan (berpelukan), bahkan ada beberapa yang mereka lihat saling berciuman diikuti dengan gerakan-gerakan meraba pada tempat-tempat yang sensitive.
Mereka juga pernah melihat pasangan berbeda usia yang saling berciuman, dimana pada suatu kesempatan mereka lihat jelas sang gadis sedang melakukan gerakan “maaf”; dimana posisi gadis tersebut berada dibagian bawah si pria yang jika dilihat usianya mestinya sudah bisa dikatakan ayahnya itu. Adegan itu kata mereka dilakukan sangat cepat sekali sehingga tidak mudah diketahui orang lain. Lain lagi dengan apa dikatakan Michael warga Samrat yang juga adalah mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Manado. Menurut keterangannya dia beberapa kali melihat sepasang muda-mudi saling berciuman mesra dan “maaf”; pada saat bersamaan tangan kedua pasangan tersebut sedang meraba-raba bagian yang sangat sensitif. Keterangan warga lainnya hampir sama, namun sejauh ini kata mereka, belum pernah menemukan pasangan yang melakukan hubungan badan ditempat tersebut.
Sebenarnya kata warga, ditempat itu sering dilakukan Patroli oleh pihak kepolisian daerah khususnya dari Poltabes Manado, namun pasangan itu pintar mengatur strategi, kalau ada patroli mereka duduk-duduk biasa saja layaknya orang yang lagi menikmati keindahan pantai manado, tapi jika Polisi sudah pergi, disaat itu mereka lakukan hal-hal yang tidak pantas sebagai cerminan warga Manado yang dikenal sebagai warga religius. Dalam beberapa kasus kata warga, polisi sudah pernah menangkap beberapa pasangan yang kedapatan melakukan hal-hal tidak pantas. Namun apalah daya jumlah personil polisi yang diturunkan relative sedikit dibanding dengan banyaknya warga yang ketempat itu. (tim beritamanado)
Manado-Salah satu objek wisata kota Manado, yaitu pantai Boulevard, mulai dari belakang Bahu Mal sampai ke belakang Marina Plaza, saat ini membutuhkan perhatian extra pemerintah daerah dan tokoh agama. Bukan karena fasilitas wisatanya yang kurang menunjang , melainkan tempat itu sudah mulai disalah gunakan oleh sebagian warga yang ingin merasakan kenikmatan ektra, khususnya pada malam hari.
Ditempat tersebut, khususnya diantara celah-celah batu besar hasil timbunan reklamasi pantai, hampir setiap malam didatangi berbagai pasangan berlainan jenis, terutama muda-mudi yang diantaranya selain ingin menikmati keindahan pantai, sekaligus mungkin juga ingin “kenikmatan extra”. “Saya beberapa kali melihat beberapa pasangan duduk-duduk diantara bebatuan, kebanyakan muda-mudi, tapi saya pernah juga melihat sepasang yang berbeda usia jauh, yang pria kira-kira 40an tahun sedangkan yang wanita kira-kira 20an tahun” ungkap bapak handry warga bahu, yang kemudian diiyakan temannya yaitu bapak john warga yang sama. Lebih lanjut dikatakan mereka berdua, saat pasangan itu lagi duduk, kebanyakan dari mereka saling berdekatan (berpelukan), bahkan ada beberapa yang mereka lihat saling berciuman diikuti dengan gerakan-gerakan meraba pada tempat-tempat yang sensitive.
Mereka juga pernah melihat pasangan berbeda usia yang saling berciuman, dimana pada suatu kesempatan mereka lihat jelas sang gadis sedang melakukan gerakan “maaf”; dimana posisi gadis tersebut berada dibagian bawah si pria yang jika dilihat usianya mestinya sudah bisa dikatakan ayahnya itu. Adegan itu kata mereka dilakukan sangat cepat sekali sehingga tidak mudah diketahui orang lain. Lain lagi dengan apa dikatakan Michael warga Samrat yang juga adalah mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Manado. Menurut keterangannya dia beberapa kali melihat sepasang muda-mudi saling berciuman mesra dan “maaf”; pada saat bersamaan tangan kedua pasangan tersebut sedang meraba-raba bagian yang sangat sensitif. Keterangan warga lainnya hampir sama, namun sejauh ini kata mereka, belum pernah menemukan pasangan yang melakukan hubungan badan ditempat tersebut.
Sebenarnya kata warga, ditempat itu sering dilakukan Patroli oleh pihak kepolisian daerah khususnya dari Poltabes Manado, namun pasangan itu pintar mengatur strategi, kalau ada patroli mereka duduk-duduk biasa saja layaknya orang yang lagi menikmati keindahan pantai manado, tapi jika Polisi sudah pergi, disaat itu mereka lakukan hal-hal yang tidak pantas sebagai cerminan warga Manado yang dikenal sebagai warga religius. Dalam beberapa kasus kata warga, polisi sudah pernah menangkap beberapa pasangan yang kedapatan melakukan hal-hal tidak pantas. Namun apalah daya jumlah personil polisi yang diturunkan relative sedikit dibanding dengan banyaknya warga yang ketempat itu. (tim beritamanado)