MANADO – Disuruh ayahnya untuk mengambil payung di rumah neneknya di Kelurahan Mahakeret Barat, bocah Yoshua Wenur berusia 9 tahun satu jam kemudian ditemukan tewas terapung di selokan belakang SMU Rex Mundi, Minggu (31/01) sekitar pukul 14.00 WITA.
Kejadiannya berawal saat korban dan kakak perempuannya Sefanya (13) bersama ayah mereka bertolak dari tempat tinggal mereka di jalan Sea Malalayang hendak pergi ke rumah nenek mereka di Kelurahan Mahakeret Barat. Terperangkap hujan mereka berlindung di Pos Polisi depan Gereja GMIM Paulus Manado.
Ayah korban, Franky Wenur (38) menyuruh korban mengambil payung di rumah nenek yang tidak jauh dari tempat perteduhan mereka. Ditunggu terlalu lama akhirnya mereka menyusul korban tapi ternyata korban belum berada di rumah.
Saat mencari korban, ayah korban mendengar informasi ada penemuan mayat di dalam selokan, karena penasaran Franky bersama Sefanya mendatangi lokasi kejadian. Mereka sangat terkejut ketika mendapati mayat dalam selokan itu adalah Yoshua. (JRY)
MANADO – Disuruh ayahnya untuk mengambil payung di rumah neneknya di Kelurahan Mahakeret Barat, bocah Yoshua Wenur berusia 9 tahun satu jam kemudian ditemukan tewas terapung di selokan belakang SMU Rex Mundi, Minggu (31/01) sekitar pukul 14.00 WITA.
Kejadiannya berawal saat korban dan kakak perempuannya Sefanya (13) bersama ayah mereka bertolak dari tempat tinggal mereka di jalan Sea Malalayang hendak pergi ke rumah nenek mereka di Kelurahan Mahakeret Barat. Terperangkap hujan mereka berlindung di Pos Polisi depan Gereja GMIM Paulus Manado.
Ayah korban, Franky Wenur (38) menyuruh korban mengambil payung di rumah nenek yang tidak jauh dari tempat perteduhan mereka. Ditunggu terlalu lama akhirnya mereka menyusul korban tapi ternyata korban belum berada di rumah.
Saat mencari korban, ayah korban mendengar informasi ada penemuan mayat di dalam selokan, karena penasaran Franky bersama Sefanya mendatangi lokasi kejadian. Mereka sangat terkejut ketika mendapati mayat dalam selokan itu adalah Yoshua. (JRY)