KEMA – Sejak dulu, kawasan pantai di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, banyak dilirik wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebut saja Pantau Batu Nona, yang saat ini tinggal kenangan karena kawasan pantai ini telah beralih fungsi menjadi tempat pelelangan ikan dan pabrik.
Beruntung masih ada Pantai Firdaus dan Pantai Ratu yang tidak kalah menarik dari pendahulunya itu. Pantauan beritamanado, di kedua pantai ini ramai dikunjungi warga terutama pada hari libur.
“Yang datang tidak hanya warga lokal Sulut tapi ada juga turis asing. Meskipun pasir hitam, kelebihan pantai ini jarang terjadi ombak, tidak heran Pantai Ratu diburu wisatawan” ujar Maurits Sawo, warga sekitar, kepada beritamanado.
Selasa (15/02) lalu, bertepatan hari libur Maulid Nabi, ribuan wisatawan membanjiri Pantai Ratu. Kebanyakan dari pemuda gereja bahkan turis asing. Ada yang hanya sekedar mandi dan menikmati pemandangan, namun ada juga yang berburu ikan.
Dari beberapa komunitas yang datang, terdapat Pemuda KGPM Bahtera Ranotana yang dipimpin Pnt Ferry Malonda.
“Kami berwisata pantai sekaligus agenda pembubaran panitia Natal. Teman-teman sangat senang karena pantainya sangat indah, bahkan hampir semua kami ikut mandi dan bermain di pantai,” ujar Phei, sapaan akrabnya.
Namun Ferry mengingatkan pemerintah untuk lebih memperhatikan kawasan pantai ini karena terkesan belum dikelolah maksimal. Terlihat masih banyak sampah termasuk daun-daun pohon bertebaran.
“Ini adalah aset wisata jangan bernasib sama dengan Pantai Batu Nona,” pungkasnya. (jry)
KEMA – Sejak dulu, kawasan pantai di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, banyak dilirik wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebut saja Pantau Batu Nona, yang saat ini tinggal kenangan karena kawasan pantai ini telah beralih fungsi menjadi tempat pelelangan ikan dan pabrik.
Beruntung masih ada Pantai Firdaus dan Pantai Ratu yang tidak kalah menarik dari pendahulunya itu. Pantauan beritamanado, di kedua pantai ini ramai dikunjungi warga terutama pada hari libur.
“Yang datang tidak hanya warga lokal Sulut tapi ada juga turis asing. Meskipun pasir hitam, kelebihan pantai ini jarang terjadi ombak, tidak heran Pantai Ratu diburu wisatawan” ujar Maurits Sawo, warga sekitar, kepada beritamanado.
Selasa (15/02) lalu, bertepatan hari libur Maulid Nabi, ribuan wisatawan membanjiri Pantai Ratu. Kebanyakan dari pemuda gereja bahkan turis asing. Ada yang hanya sekedar mandi dan menikmati pemandangan, namun ada juga yang berburu ikan.
Dari beberapa komunitas yang datang, terdapat Pemuda KGPM Bahtera Ranotana yang dipimpin Pnt Ferry Malonda.
“Kami berwisata pantai sekaligus agenda pembubaran panitia Natal. Teman-teman sangat senang karena pantainya sangat indah, bahkan hampir semua kami ikut mandi dan bermain di pantai,” ujar Phei, sapaan akrabnya.
Namun Ferry mengingatkan pemerintah untuk lebih memperhatikan kawasan pantai ini karena terkesan belum dikelolah maksimal. Terlihat masih banyak sampah termasuk daun-daun pohon bertebaran.
“Ini adalah aset wisata jangan bernasib sama dengan Pantai Batu Nona,” pungkasnya. (jry)