Tondano, BeritaManado.com — Aksi ‘penyanderaan’ terjadi di ruang kerja Bendahara Sekretariat (Bensek) Daerah Kabupaten Minahasa, Kamis (7/6/2018) sore hingga malam hari, dimana yang jadi ‘korbannya adalah Kabag Humas Drs Moudy Pangerapan MAP dan Asisten I Dr Denny Mangala MSi.
Hal ini bukanlah sebuah simulasi namun adalah kenyataan, karena kedua pejabat Pemkab Minahasa tersebut merelakan waktu bersantai dengan keluarga di rumah hanya untuk mengurus tagihan dari sejumlah media yang menjalin kerja sama.
Denny Mangala sendiri saat ditemui sejumlah wartawan mengatakan bahwa memang terkadang waktu kerja lembur harus diambil untuk kepentingan teman-teman wartawan yang sejatinya sudah banyak membantu pemerintah.
“Hal ini tidak mengapa, lagipula tidak setiap hari harus demikian. Jika dilihat dari sisi lain, hal seperti ini merupakan pengalaman unik yang akan semakin mengakrabkan hubungan antara pemerintah dengan para awak media sebagai mitra kerja,”ujar Mangala.
Semenara itu Moudy Pangerapan mengungkapkan bahwa situasi-situasi seperti itu sudah menjadi konsekuensi kerja sebagai abdi negara yang pada dasarnya adalah pelayanan publik meski harus diakui hal tersebut menguras fisik.
“Terima kasih teman-teman wartawan yang sudah mengawal seluruh agenda pembangunan daerah atau program kerja Pemkab Minahasa. Mudah-mudahan ini terus menjadi motivasi bersama untuk tetap bersemangat menjalankan tugas kita masing-masing,” ungkap Pangerapan.
(Frangki Wullur)
Tondano, BeritaManado.com — Aksi ‘penyanderaan’ terjadi di ruang kerja Bendahara Sekretariat (Bensek) Daerah Kabupaten Minahasa, Kamis (7/6/2018) sore hingga malam hari, dimana yang jadi ‘korbannya adalah Kabag Humas Drs Moudy Pangerapan MAP dan Asisten I Dr Denny Mangala MSi.
Hal ini bukanlah sebuah simulasi namun adalah kenyataan, karena kedua pejabat Pemkab Minahasa tersebut merelakan waktu bersantai dengan keluarga di rumah hanya untuk mengurus tagihan dari sejumlah media yang menjalin kerja sama.
Denny Mangala sendiri saat ditemui sejumlah wartawan mengatakan bahwa memang terkadang waktu kerja lembur harus diambil untuk kepentingan teman-teman wartawan yang sejatinya sudah banyak membantu pemerintah.
“Hal ini tidak mengapa, lagipula tidak setiap hari harus demikian. Jika dilihat dari sisi lain, hal seperti ini merupakan pengalaman unik yang akan semakin mengakrabkan hubungan antara pemerintah dengan para awak media sebagai mitra kerja,”ujar Mangala.
Semenara itu Moudy Pangerapan mengungkapkan bahwa situasi-situasi seperti itu sudah menjadi konsekuensi kerja sebagai abdi negara yang pada dasarnya adalah pelayanan publik meski harus diakui hal tersebut menguras fisik.
“Terima kasih teman-teman wartawan yang sudah mengawal seluruh agenda pembangunan daerah atau program kerja Pemkab Minahasa. Mudah-mudahan ini terus menjadi motivasi bersama untuk tetap bersemangat menjalankan tugas kita masing-masing,” ungkap Pangerapan.
(Frangki Wullur)