Amurang– Sejumlah permintaan masyarakat tak terakomodir, sehingga warga melalui kumtua lakukan manuver di Provinsi Sulawesi Utara.
Proyek pemecah ombak Sondaken, sejak beberapa tahun lalu sudah pernah diusulkan ke Pemkab Minsel. Namun, hingga kini belum ada jawaban pasti.
Tetapi, hal itu justru mendapat respon dari provinsi Sulut. Sementara desa Matani Satu juga, meminta hal yang sama. Jika tidak ada proyek pemecah ombak, warga minta Desa Matani direlokasi saja. Sebab, melihat kondisi desa kami tak bisa lagi beraktifitas.
‘’Kami justru berterima kasih dengan Pemprov Sulut. Dimana, usulan kami ternyata diperhatikan. Tetapi, kenapa pula Pemkab Minsel yang adalah wilayahnya justru tak ada apa-apa. Padahal, sudah diusulkan beberapa tahun sebelumnya,’’ ujar sejumlah warga desa Sondaken yang dibenarkan warga Matani.
Sayangnya, Kepala Dinas PU Minsel Joutje Tuerah belum berhasil dihubungi soal keluhan pemecah ombak Desa Matani dan Sondaken. (and)
Amurang– Sejumlah permintaan masyarakat tak terakomodir, sehingga warga melalui kumtua lakukan manuver di Provinsi Sulawesi Utara.
Proyek pemecah ombak Sondaken, sejak beberapa tahun lalu sudah pernah diusulkan ke Pemkab Minsel. Namun, hingga kini belum ada jawaban pasti.
Tetapi, hal itu justru mendapat respon dari provinsi Sulut. Sementara desa Matani Satu juga, meminta hal yang sama. Jika tidak ada proyek pemecah ombak, warga minta Desa Matani direlokasi saja. Sebab, melihat kondisi desa kami tak bisa lagi beraktifitas.
‘’Kami justru berterima kasih dengan Pemprov Sulut. Dimana, usulan kami ternyata diperhatikan. Tetapi, kenapa pula Pemkab Minsel yang adalah wilayahnya justru tak ada apa-apa. Padahal, sudah diusulkan beberapa tahun sebelumnya,’’ ujar sejumlah warga desa Sondaken yang dibenarkan warga Matani.
Sayangnya, Kepala Dinas PU Minsel Joutje Tuerah belum berhasil dihubungi soal keluhan pemecah ombak Desa Matani dan Sondaken. (and)