Jembatan Kuwil Yang Putus Akibat Banjir 15 Januari 2014 (Foto BeritaManado.Com, Rabu 29/4/2015)
Manado – Setahun lebih masyarakat 3 desa di kecamatan Kalawat dan Airmadidi di Minahasa Utara yakni desa Kuwil, Kaleosan dan Sampiri kehilangan akses langsung ke Kota Manado semenjak jembatan Kuwil terputus akibat diterjang banjir besar 15 Januari 2014 lalu.
Masyarakat telah membangun jembatan darurat yang bisa dilintasi sepeda motor. Jembatan darurat mulai digunakan Desember 2014.
Namun masyarakat mengeluhkan sikap lamban pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi yang tidak secepatnya memperjuangkan pembangunan jembatan permanen yang baru kepada pemerintah pusat.
“Kalau melihat waktu bencana 15 Januari 2014, mestinya kalau pemerintah daerah sigap bisa segera melobi ke pusat agar pembangunan jembatan baru tertata di APBN Perubahan 2014 atau APBN 2015. Nyatanya sampai sekarang setahu kami belum dianggarkan di APBN 2015”, tukas Yunus, warga Kuwil.
Sebelumnya dikatakan Hukum Tua Desa Kuwil, Henkie Runtuwene, pembangunan jembatan darurat hanya bisa dilintasi sepeda motor adalah hasil swadaya masyarakat. Direncanakan pembangunan tahap II yakni pelebaran jembatan darurat agar bisa dilintasi kendaraan roda empat.
“Beruntung jembatan darurat ini dibangun satu bulan dan digunakan semenjak Desember 2014. Biaya dari swadaya masyarakat dan bapak bupati (Sompie Singal) telah memberi bantuan 50 juta untuk pelebaran jembatan darurat agar bisa dilintasi mobil nanti”, tukas Runtuwene. (jerrypalohoon)
Jembatan Kuwil Yang Putus Akibat Banjir 15 Januari 2014 (Foto BeritaManado.Com, Rabu 29/4/2015)
Manado – Setahun lebih masyarakat 3 desa di kecamatan Kalawat dan Airmadidi di Minahasa Utara yakni desa Kuwil, Kaleosan dan Sampiri kehilangan akses langsung ke Kota Manado semenjak jembatan Kuwil terputus akibat diterjang banjir besar 15 Januari 2014 lalu.
Masyarakat telah membangun jembatan darurat yang bisa dilintasi sepeda motor. Jembatan darurat mulai digunakan Desember 2014.
Namun masyarakat mengeluhkan sikap lamban pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi yang tidak secepatnya memperjuangkan pembangunan jembatan permanen yang baru kepada pemerintah pusat.
“Kalau melihat waktu bencana 15 Januari 2014, mestinya kalau pemerintah daerah sigap bisa segera melobi ke pusat agar pembangunan jembatan baru tertata di APBN Perubahan 2014 atau APBN 2015. Nyatanya sampai sekarang setahu kami belum dianggarkan di APBN 2015”, tukas Yunus, warga Kuwil.
Sebelumnya dikatakan Hukum Tua Desa Kuwil, Henkie Runtuwene, pembangunan jembatan darurat hanya bisa dilintasi sepeda motor adalah hasil swadaya masyarakat. Direncanakan pembangunan tahap II yakni pelebaran jembatan darurat agar bisa dilintasi kendaraan roda empat.
“Beruntung jembatan darurat ini dibangun satu bulan dan digunakan semenjak Desember 2014. Biaya dari swadaya masyarakat dan bapak bupati (Sompie Singal) telah memberi bantuan 50 juta untuk pelebaran jembatan darurat agar bisa dilintasi mobil nanti”, tukas Runtuwene. (jerrypalohoon)