MANADO – Sadar pencabutan subsidi minyak tanah pada bulan Desember akan berdampak pada aktifitas sehari-hari di Manado, bahkan sangat berpengaruh pada Perekonomian di daerah ini, karena adanya perayaan Natal, dan pesta akhir tahun. Wali Kota Manado, Dr GS Vicky Lumentut, mengatakan, pihaknya telah meminta secara tertulis agar menunda penghentian subsidi minyak tanah pada Bulan Desember.
”Kami telah meminta baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak Pertamina, dan pihak terkait lainnya agar pnghentian minyak tanah bersubsidi tidak dilakukan pada Bulan Desember, ”ujar Vicky kepada wartawan, belum lama ini.
Sayangnya pantauan beritamanado.com, meski belum ada penghentian subsidi minyak tanah. Saat ini telah terjadi kelangkaan minyak tanah di Manado, dan sekitarnya. Hampir semua pangkalan menyatakan belum ada minyak tanah yang masuk.
Kondisi ini membuat harga minyak tanah di warung-warung, dan pedagang eceran melonjak drastis antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu. Namun karena terdesak, sejumlah ibu rumah tangga mengaku, terpaksa membeli minyak tanah yang sudah harga ”selangit” itu. ”Ini subdisi belum dihentikan, harga minyak tanah so nae jaha-jaha, itupun kalo ada minyak, ”ujar Syull, pemilik Kios Makanan, Senin (14/11).(dan)
MANADO – Sadar pencabutan subsidi minyak tanah pada bulan Desember akan berdampak pada aktifitas sehari-hari di Manado, bahkan sangat berpengaruh pada Perekonomian di daerah ini, karena adanya perayaan Natal, dan pesta akhir tahun. Wali Kota Manado, Dr GS Vicky Lumentut, mengatakan, pihaknya telah meminta secara tertulis agar menunda penghentian subsidi minyak tanah pada Bulan Desember.
”Kami telah meminta baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak Pertamina, dan pihak terkait lainnya agar pnghentian minyak tanah bersubsidi tidak dilakukan pada Bulan Desember, ”ujar Vicky kepada wartawan, belum lama ini.
Sayangnya pantauan beritamanado.com, meski belum ada penghentian subsidi minyak tanah. Saat ini telah terjadi kelangkaan minyak tanah di Manado, dan sekitarnya. Hampir semua pangkalan menyatakan belum ada minyak tanah yang masuk.
Kondisi ini membuat harga minyak tanah di warung-warung, dan pedagang eceran melonjak drastis antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu. Namun karena terdesak, sejumlah ibu rumah tangga mengaku, terpaksa membeli minyak tanah yang sudah harga ”selangit” itu. ”Ini subdisi belum dihentikan, harga minyak tanah so nae jaha-jaha, itupun kalo ada minyak, ”ujar Syull, pemilik Kios Makanan, Senin (14/11).(dan)