Manado – Ketidak nyamanan saat berada di kantor DPRD Kota Manado mulai dirasakan oleh sejumlah legislator. Pasalnya, dengan belum jalannya agenda-agenda kelembagaan, mengharuskan para wakil rakyat tersebut hanya datang, duduk dan baca koran saat berada di gedung Putih Tikala tersebut.
“Kami mulai muak dan bosan untuk datang di kantor. Bukan karena sudah tidak ingin lagi menjabat wakil rakyat, tapi setiap datang di kantor tidak ada aktivitas yang berarti. Hanya duduk-duduk sambil baca koran,” tutur Fany Mantali, legislator Kota Manado itu.
Ditambahkannya, pemicu tidak adanya agenda yang berarti untuk dilakukan oleh para anggpta DPRD disebabkan belum didefinitifkannya seluruh pimpinan yang saat ini sedang menanti SK Gubernur Sulut. Sehingga seluruh agenda tertumpuk-tumpuk dan pembentukan komisi serta Alat Kelengakapan Dewan (AKD) belum kunjung terwujud.
“Bagaimana kami mau membentuk komisi dan AKD, sedangkan pimpinan yang ada belum definitif. Lihat saja sekarang ini, banyak agenda pembahasan seperti APBD perubahan 2014 dan APBD induk 2015 tertunda-tunda. Padahal melihat dari waktu yang ada, tingga 2 bulan lebih lagi tahun 2014 akan berakhir,” ujar Mantali.
Politisi Partai Gerindra ini pun menyayangkan adanya kondisi seperti ini. Bukan hanya terkesan terima gaji ‘buta’, tapi ketika tidak datang ke kantor menjadi sorotan masyarakat yang ada dilingkungan tempat tinggal para anggota dewan ini.
“Kami ini seperti makan gaji buta saja. Kalau hanya tinggal di rumah saja dan tidak ke kantor, pasti masyarakat menganggap kami malas pergi ke kantor. Padahal ketika di kantor tidak tahu mau buat apa. Sungguh membosankan saja kondisi sekarang ini,” ungkapnya dengan nada sesal. (leriandokambey)
Manado – Ketidak nyamanan saat berada di kantor DPRD Kota Manado mulai dirasakan oleh sejumlah legislator. Pasalnya, dengan belum jalannya agenda-agenda kelembagaan, mengharuskan para wakil rakyat tersebut hanya datang, duduk dan baca koran saat berada di gedung Putih Tikala tersebut.
“Kami mulai muak dan bosan untuk datang di kantor. Bukan karena sudah tidak ingin lagi menjabat wakil rakyat, tapi setiap datang di kantor tidak ada aktivitas yang berarti. Hanya duduk-duduk sambil baca koran,” tutur Fany Mantali, legislator Kota Manado itu.
Ditambahkannya, pemicu tidak adanya agenda yang berarti untuk dilakukan oleh para anggpta DPRD disebabkan belum didefinitifkannya seluruh pimpinan yang saat ini sedang menanti SK Gubernur Sulut. Sehingga seluruh agenda tertumpuk-tumpuk dan pembentukan komisi serta Alat Kelengakapan Dewan (AKD) belum kunjung terwujud.
“Bagaimana kami mau membentuk komisi dan AKD, sedangkan pimpinan yang ada belum definitif. Lihat saja sekarang ini, banyak agenda pembahasan seperti APBD perubahan 2014 dan APBD induk 2015 tertunda-tunda. Padahal melihat dari waktu yang ada, tingga 2 bulan lebih lagi tahun 2014 akan berakhir,” ujar Mantali.
Politisi Partai Gerindra ini pun menyayangkan adanya kondisi seperti ini. Bukan hanya terkesan terima gaji ‘buta’, tapi ketika tidak datang ke kantor menjadi sorotan masyarakat yang ada dilingkungan tempat tinggal para anggota dewan ini.
“Kami ini seperti makan gaji buta saja. Kalau hanya tinggal di rumah saja dan tidak ke kantor, pasti masyarakat menganggap kami malas pergi ke kantor. Padahal ketika di kantor tidak tahu mau buat apa. Sungguh membosankan saja kondisi sekarang ini,” ungkapnya dengan nada sesal. (leriandokambey)