Manado – Sikap tidak menyenangan dialami oleh para siswa dan guru TK Tunas Bakti yang beralamat di jalan Sam Ratulangi nomor 143 pada Selasa (25/10/2016) pagi tadi.
Pasalnya, para siswa dan guru tidak bisa masuk kedalam gedung Pusat Koperasi Unit Desa (Pusat-KUD) provinsi Sulawesi Utara karena seluruh inventaris sekolah dan Yayasan Samitra sudah dikeluarkan dari dalam gedung oleh pengurus KUD yang baru.
Dituding mengusir para siswa TK dari gedung yang sehari-harinya digunakan sebagai sekolah, kepada BeritaManado.com, Sekretaris Pusat-KUD, Adri Mamangkey mengatakan, pihaknya hanya menjalankan amanat dan tugas yang sudah diembankan kepada pengurus, sambil tentu mencari jalan keluar atas masalah yang ada.
“Kita selesaikan masalah ini termasuk legalitas mereka menempati tempat ini. Sebagai pengurus, sesuai amanat, salah satunya kami harus mengamankan aset-aset, yang kedua menjalankan organisasi. Semua yang menempati ruangan ini kami minta legalitasnya. Tapi pihak yayasan tidak memberikan legalitas kepada pengurus yang ada, jadi keluar dulu. Tapi mereka tidak menganggap itu,sedangkan ini kantor pusat dan kami didesak untuk menjalakan kegiatan organisasi,” ujar Adri.
Pihak pengurus yang baru pun mengaku, pihaknya justru akan membantu mencari jalan keluar, misalnya dengan memindahkan sekolah tersebut ke gedung belakang karena yang ditempati sekarang ini adalah kantor yang sesuai dengan amanat dari 243 anggota KUD, pengurus harus menjalankan organisasi.
Soal tudingan pengusiran bahkan tindakan anarkis yang dituduhkan kepada pengurus Pusat-KUD, Adri membantahnya dan menyebut bahwa pihak yayasanlah yang sebenarnya mengorbankan anak-anak tersebut.
“Yayasan menjadikan anak-anak ini sebagai tameng. Kami minta dinas terkait untuk memeriksa sekolah seperti ini yang tidak punya surat lengkap agar jangan diberi ijin. Ini sudah jadi sejak 2015, makanya entah dibayar ke pengurus lama mana buktinya. Ini pengurus baru yang dilantik 20 Juli lalu. Anak-anak itu bukan jadi korban kami tapi dikorbankan yayasan, bukan kami yang mengorbankan,” tegasnya. (srisurya)
Manado – Sikap tidak menyenangan dialami oleh para siswa dan guru TK Tunas Bakti yang beralamat di jalan Sam Ratulangi nomor 143 pada Selasa (25/10/2016) pagi tadi.
Pasalnya, para siswa dan guru tidak bisa masuk kedalam gedung Pusat Koperasi Unit Desa (Pusat-KUD) provinsi Sulawesi Utara karena seluruh inventaris sekolah dan Yayasan Samitra sudah dikeluarkan dari dalam gedung oleh pengurus KUD yang baru.
Dituding mengusir para siswa TK dari gedung yang sehari-harinya digunakan sebagai sekolah, kepada BeritaManado.com, Sekretaris Pusat-KUD, Adri Mamangkey mengatakan, pihaknya hanya menjalankan amanat dan tugas yang sudah diembankan kepada pengurus, sambil tentu mencari jalan keluar atas masalah yang ada.
“Kita selesaikan masalah ini termasuk legalitas mereka menempati tempat ini. Sebagai pengurus, sesuai amanat, salah satunya kami harus mengamankan aset-aset, yang kedua menjalankan organisasi. Semua yang menempati ruangan ini kami minta legalitasnya. Tapi pihak yayasan tidak memberikan legalitas kepada pengurus yang ada, jadi keluar dulu. Tapi mereka tidak menganggap itu,sedangkan ini kantor pusat dan kami didesak untuk menjalakan kegiatan organisasi,” ujar Adri.
Pihak pengurus yang baru pun mengaku, pihaknya justru akan membantu mencari jalan keluar, misalnya dengan memindahkan sekolah tersebut ke gedung belakang karena yang ditempati sekarang ini adalah kantor yang sesuai dengan amanat dari 243 anggota KUD, pengurus harus menjalankan organisasi.
Soal tudingan pengusiran bahkan tindakan anarkis yang dituduhkan kepada pengurus Pusat-KUD, Adri membantahnya dan menyebut bahwa pihak yayasanlah yang sebenarnya mengorbankan anak-anak tersebut.
“Yayasan menjadikan anak-anak ini sebagai tameng. Kami minta dinas terkait untuk memeriksa sekolah seperti ini yang tidak punya surat lengkap agar jangan diberi ijin. Ini sudah jadi sejak 2015, makanya entah dibayar ke pengurus lama mana buktinya. Ini pengurus baru yang dilantik 20 Juli lalu. Anak-anak itu bukan jadi korban kami tapi dikorbankan yayasan, bukan kami yang mengorbankan,” tegasnya. (srisurya)