TOMOHON, beritamanado.com – Setiap kota biasanya harus ada museum, karena itu menunjukan identitas dan sejarah bagaimana suatu daerah kita berkembang. Pertemuan sebelumnya secara komprehensif telah membahas bersama tokoh masyarakat dan budaya persiapan bagaimana selayang pandang museum ke depan.
Hal ini disampaikan Wali Kota Tomohon Jimmy Eman SE Ak saat menutup kegiatan Penyusunan Kebijakan Budaya Lokal Daerah di AAB Guest House Jumat (03/11/2017) lalu.
Tomohon sejak dahulu menurutnya telah dituliskan dalam beberapa catatan sejarah. Salah satunya terdapat dalam karya etnografis Pendeta N Graafland yang pada 14 Januari 1864 di atas kapal Queen Elisabeth menuliskan tentang suatu negeri yang bernama Tomohon yang dikunjunginya sekitar tahun 1850.
“Perkembangan peradaban dan dinamika penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan dari tahun ke tahun menjadikan Tomohon sebagai salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Minahasa dan pada akhirnya dimekarkan menjadi Kota Tomohon.”
“Yang kita harapkan museum ini harus jalan dulu nantinya akan ada perubahan dan tambahan untuk saat ini lokasi yang dipilih yaitu di Taman Kota, kami akan mengakomodir masukan-masukan dari peserta,” tuturnya.
Selain dari itu pula dikatakannya, terlepas dari Kota Tomohon yang juga dikenal relijius dan juga Kota Bunga, hal ini nantinya akan melekat sebagai label untuk ditampilkan. Dahulu para misioner-misioner melakukan pendekatan melalui pendidikan yaitu dengan menanam bunga sehingga saat ini boleh dirasakan komoditi Krisan di Kota Tomohon telah menjadi unggulan di dunia sebab telah beradaptasi dengan iklim di sini.
Itulah hal yang perlu diramu sehingga museum ini menjadi hal yang menarik sebab para wisatawan nantinya menyambangi museum ini memiliki cerita untuk dibawa pulang sehingga mereka berkerinduan kembali lagi pasti dengan membawa beberapa teman perjalanan. Museum ini juga saya berharap dapat menceritakan bagaimana pengalaman misionaris Graffland dan naturalis Alfred Russell Wallace selama berada di Tomohon.
“Saya berharap melalui pembangunan ini akan lebih melengkapi ciri khas suatu kota yang memiliki menara, museum dan juga ke depan akan dibangun bangun pusat olahraga inilah salah satu program EMAS yaitu Akselerasi Pembangunan,” tutup Eman.
Tampak hadir sebagai nara sumber Pastor DR Paul Richard Renwarin Pr, Joudy Aray SPd, para Asisten Pemkot Tomohon, Inspektur Ir Djoike Karouw MSi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Ir Juliana Dolvin Karwur MKes MSi.
(ReckyPelealu)
TOMOHON, beritamanado.com – Setiap kota biasanya harus ada museum, karena itu menunjukan identitas dan sejarah bagaimana suatu daerah kita berkembang. Pertemuan sebelumnya secara komprehensif telah membahas bersama tokoh masyarakat dan budaya persiapan bagaimana selayang pandang museum ke depan.
Hal ini disampaikan Wali Kota Tomohon Jimmy Eman SE Ak saat menutup kegiatan Penyusunan Kebijakan Budaya Lokal Daerah di AAB Guest House Jumat (03/11/2017) lalu.
Tomohon sejak dahulu menurutnya telah dituliskan dalam beberapa catatan sejarah. Salah satunya terdapat dalam karya etnografis Pendeta N Graafland yang pada 14 Januari 1864 di atas kapal Queen Elisabeth menuliskan tentang suatu negeri yang bernama Tomohon yang dikunjunginya sekitar tahun 1850.
“Perkembangan peradaban dan dinamika penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan dari tahun ke tahun menjadikan Tomohon sebagai salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Minahasa dan pada akhirnya dimekarkan menjadi Kota Tomohon.”
“Yang kita harapkan museum ini harus jalan dulu nantinya akan ada perubahan dan tambahan untuk saat ini lokasi yang dipilih yaitu di Taman Kota, kami akan mengakomodir masukan-masukan dari peserta,” tuturnya.
Selain dari itu pula dikatakannya, terlepas dari Kota Tomohon yang juga dikenal relijius dan juga Kota Bunga, hal ini nantinya akan melekat sebagai label untuk ditampilkan. Dahulu para misioner-misioner melakukan pendekatan melalui pendidikan yaitu dengan menanam bunga sehingga saat ini boleh dirasakan komoditi Krisan di Kota Tomohon telah menjadi unggulan di dunia sebab telah beradaptasi dengan iklim di sini.
Itulah hal yang perlu diramu sehingga museum ini menjadi hal yang menarik sebab para wisatawan nantinya menyambangi museum ini memiliki cerita untuk dibawa pulang sehingga mereka berkerinduan kembali lagi pasti dengan membawa beberapa teman perjalanan. Museum ini juga saya berharap dapat menceritakan bagaimana pengalaman misionaris Graffland dan naturalis Alfred Russell Wallace selama berada di Tomohon.
“Saya berharap melalui pembangunan ini akan lebih melengkapi ciri khas suatu kota yang memiliki menara, museum dan juga ke depan akan dibangun bangun pusat olahraga inilah salah satu program EMAS yaitu Akselerasi Pembangunan,” tutup Eman.
Tampak hadir sebagai nara sumber Pastor DR Paul Richard Renwarin Pr, Joudy Aray SPd, para Asisten Pemkot Tomohon, Inspektur Ir Djoike Karouw MSi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Ir Juliana Dolvin Karwur MKes MSi.
(ReckyPelealu)