Buntut Kotornya Laut Bunaken
MANADO – DPRD Sulut akan memanggil Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken (DPTNB) terkait kondisi objek wisata taman laut itu semakin kotor dan kurang terawat baik.
“Taman Laut Bunaken adalah ikon pariwisata Sulut, kondisinya sangat memiriskan dan semakin jelek karena tidak ditangani secara profesional,” kata anggota DPRD Sulut Feronika Ponto.
Menurut wakil rakyat yang baru dilantik melalui pergantian antar waktu itu, pengelolahan taman laut tersebut merupakan tanggung jawab DPTNB, sehingga perlu dihadirkan pada dengar pendapat. DPRD akan meminta klarifikasi terkait kondisi Bunaken tidak baik lagi, apalagi retribusi ke kas DPTNB belum dipertanggung jawabkan.
“Sekarang ini saja Taman Laut Bunaken sering diejek-ejek oleh masyarakat luas, karena kepopulerannya tidak seimbang lagi dengan kondisi yang ada,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Sulut, Prof Jopie Paruntu, mengaku, prihatin dengan kondisi Taman Laut Bunaken itu semakin kotor karena dipenuhi sampah.
“Banyak wisatawan turut menyesalkan objek wisata terbaik dunia itu tidak terurus lagi, sehingga harus menjadi perhatian pemerintah daerah,” kata mantan Rektor Unsrat itu.
Lembaga wakil rakyat berharap kondisi Bunaken harus segera ditangani secara cepat dan optimal, agar tidak menimbulkan dampak buruk hingga ke mata internasional.
Ia mengatakan, taman laut Bunaken banyak menyimpan biota dan ekosistem laut yang jarang dimiliki di lokasi manapun, dan menjadi objek wisata idola para turis mancanegara.
Sampah yang berserakan di lokasi itu disebabkan sampah yang bebas dibuang oleh masyarakat di pesisir pantai, bahkan sebagian besar datang dari sejumlah daerah aliran sungai (DAS).(abm)
Buntut Kotornya Laut Bunaken
MANADO – DPRD Sulut akan memanggil Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken (DPTNB) terkait kondisi objek wisata taman laut itu semakin kotor dan kurang terawat baik.
“Taman Laut Bunaken adalah ikon pariwisata Sulut, kondisinya sangat memiriskan dan semakin jelek karena tidak ditangani secara profesional,” kata anggota DPRD Sulut Feronika Ponto.
Menurut wakil rakyat yang baru dilantik melalui pergantian antar waktu itu, pengelolahan taman laut tersebut merupakan tanggung jawab DPTNB, sehingga perlu dihadirkan pada dengar pendapat. DPRD akan meminta klarifikasi terkait kondisi Bunaken tidak baik lagi, apalagi retribusi ke kas DPTNB belum dipertanggung jawabkan.
“Sekarang ini saja Taman Laut Bunaken sering diejek-ejek oleh masyarakat luas, karena kepopulerannya tidak seimbang lagi dengan kondisi yang ada,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Sulut, Prof Jopie Paruntu, mengaku, prihatin dengan kondisi Taman Laut Bunaken itu semakin kotor karena dipenuhi sampah.
“Banyak wisatawan turut menyesalkan objek wisata terbaik dunia itu tidak terurus lagi, sehingga harus menjadi perhatian pemerintah daerah,” kata mantan Rektor Unsrat itu.
Lembaga wakil rakyat berharap kondisi Bunaken harus segera ditangani secara cepat dan optimal, agar tidak menimbulkan dampak buruk hingga ke mata internasional.
Ia mengatakan, taman laut Bunaken banyak menyimpan biota dan ekosistem laut yang jarang dimiliki di lokasi manapun, dan menjadi objek wisata idola para turis mancanegara.
Sampah yang berserakan di lokasi itu disebabkan sampah yang bebas dibuang oleh masyarakat di pesisir pantai, bahkan sebagian besar datang dari sejumlah daerah aliran sungai (DAS).(abm)