Manado – Demi menunjukkan rasa berduka cita mendalam atas meninggalnya salah satu Mahasiswa Papua dalam konflik kerusuhan di Tataaran Tondano, akhir pekan lalu. Ribuan Mahasiswa Papua kepung kantor Gubernur Sulut.
Sebagaimana pantauan beritamanado, ribuaan Mahasiswa Papua bergerak dari Kecamatan Malalayang menuju Kantor Gubernur Sulut melewati Kecamatan Wanea, sekitar pukul 10.45 WITA. Sambil mengarak keranda mayat berkain hitam mereka berjalan dengan rapi dan damai.
“Kami datang ke kantor Pemerintah Sulut, hanya untuk mengutarakan kesedihan kami atas meninggalnya salah satu Mahasiswa Papua dalam konflik di Tataaran. Kami menegaskan kami adalah korban, bukan pelaku sebagaimana yang dikabarkan sejumlah media massa, kami ingin damai karena kami tau masyarakat Sulut dengan masyarakat Papua, Torang Samua Basudara,” jelas Permenar Wolom, selaku koordinator aksi lapangan.
Dirinya juga meminta secara tegas, kurang lebih 400 Mahasiswa Papua yang masih berada di asrama Papua Kamasan dan Cendrawasi Tondano untuk dibebaskan. “Jangan menahan rekan-rekan kami yang di Asrama Papua Tondano, kami minta mereka dibebaskan,” tegasnya.
Aksi mereka hingga berita ini diturunkan, masih tetap bertahan di Kantor Gubernur Sulut. (risat)
Manado – Demi menunjukkan rasa berduka cita mendalam atas meninggalnya salah satu Mahasiswa Papua dalam konflik kerusuhan di Tataaran Tondano, akhir pekan lalu. Ribuan Mahasiswa Papua kepung kantor Gubernur Sulut.
Sebagaimana pantauan beritamanado, ribuaan Mahasiswa Papua bergerak dari Kecamatan Malalayang menuju Kantor Gubernur Sulut melewati Kecamatan Wanea, sekitar pukul 10.45 WITA. Sambil mengarak keranda mayat berkain hitam mereka berjalan dengan rapi dan damai.
“Kami datang ke kantor Pemerintah Sulut, hanya untuk mengutarakan kesedihan kami atas meninggalnya salah satu Mahasiswa Papua dalam konflik di Tataaran. Kami menegaskan kami adalah korban, bukan pelaku sebagaimana yang dikabarkan sejumlah media massa, kami ingin damai karena kami tau masyarakat Sulut dengan masyarakat Papua, Torang Samua Basudara,” jelas Permenar Wolom, selaku koordinator aksi lapangan.
Dirinya juga meminta secara tegas, kurang lebih 400 Mahasiswa Papua yang masih berada di asrama Papua Kamasan dan Cendrawasi Tondano untuk dibebaskan. “Jangan menahan rekan-rekan kami yang di Asrama Papua Tondano, kami minta mereka dibebaskan,” tegasnya.
Aksi mereka hingga berita ini diturunkan, masih tetap bertahan di Kantor Gubernur Sulut. (risat)