Manado – Aksi damai yang di gelar oleh ormas adat se-Minahasa, Kamis (17/11/2016) kemarin berlangsung dengan tertib hingga selesai, sebagaimana pantauan BeritaManado.com di lapangan Koni Sario tempat pelaksanaan aksi.
Atas hal ini, Kapolda Sulawesi Utara yang ternyata adalah penerima gelar Tonaas Wangko Umbanua, Irjen Pol Wilmar Marpaung, berterimakasih kepada massa yang hadir karena telah menghormati aturan hukum yang berlaku.
“Terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah memberi aspirasinya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Ini bisa jadi contoh buat kita semua,” ujar Wilmar.
Lanjutnya, Wilmar pun berharap keamanan, ketertiban dan kedamaian di Sulut dapat terus di jaga sebagai wujud ketaatan manusia kepada Penciptanya.
“Saya berharap kita semua bisa menjaga ketertiban dan keamanan di Sulut. Sulut sulit di sulut karena torang samua basudara, baku-baku sayang baku-baku bae karena torang ciptaan Tuhan. Tidak ada bedanya di mata Tuhan,” tambahnya.
Di akhir penyampaiannya, Wilmar yang pada kesempatan tersebut menerima aspirasi massa secara tertulis sepakat bahwa NKRI merupakan harga mati.
“Aspirasinya ini akan diteruskan kepada pemerintah daerah, Pak Gubernur, selanjutnya diteruskan kepada pemerintah pusat. Saya setuju NKRI harga mati,” tutupnya. (srisurya)
Manado – Aksi damai yang di gelar oleh ormas adat se-Minahasa, Kamis (17/11/2016) kemarin berlangsung dengan tertib hingga selesai, sebagaimana pantauan BeritaManado.com di lapangan Koni Sario tempat pelaksanaan aksi.
Atas hal ini, Kapolda Sulawesi Utara yang ternyata adalah penerima gelar Tonaas Wangko Umbanua, Irjen Pol Wilmar Marpaung, berterimakasih kepada massa yang hadir karena telah menghormati aturan hukum yang berlaku.
“Terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah memberi aspirasinya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Ini bisa jadi contoh buat kita semua,” ujar Wilmar.
Lanjutnya, Wilmar pun berharap keamanan, ketertiban dan kedamaian di Sulut dapat terus di jaga sebagai wujud ketaatan manusia kepada Penciptanya.
“Saya berharap kita semua bisa menjaga ketertiban dan keamanan di Sulut. Sulut sulit di sulut karena torang samua basudara, baku-baku sayang baku-baku bae karena torang ciptaan Tuhan. Tidak ada bedanya di mata Tuhan,” tambahnya.
Di akhir penyampaiannya, Wilmar yang pada kesempatan tersebut menerima aspirasi massa secara tertulis sepakat bahwa NKRI merupakan harga mati.
“Aspirasinya ini akan diteruskan kepada pemerintah daerah, Pak Gubernur, selanjutnya diteruskan kepada pemerintah pusat. Saya setuju NKRI harga mati,” tutupnya. (srisurya)