Manado – Combiphar bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia (PERAPI) melaksanakan seminar dan workshop penanganan luka bakar.
Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 200 orang dokter dan perawat di wilayah Manado, Sabtu (12/5/2018) di Hotel Arya Duta Manado. Sebelumnya acara serupa sudah dilaksanakan di Kupang pada 28 April 2018 dengan total peserta 86 Orang.
Seminar dilaksanakan karena berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan yang dirilis pada 2013 mencatat luka bakar menempati urutan keenam penyebabnya cedera tidak disengaja (unintentional injury). Setelah jatuh, sepeda motor, benda tajam/tumpul, transportasi darat lain, dan kejatuhan dengan tingkat prevalensi 0,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, luka bakar menyebabkan sekitar 195.000 jiwa meninggal di Indonesia setiap tahun.
Hal ini memerlukan keahlian tenaga medis professional dalam menangani kasus luka bakar, sementara yang terjadi di Indonesia saat ini jumlah dokter bedah plastik dan unit luka bakar sangat minim terutama di daerah perifer (terpencil).
Sr. GM Marketing Ni Ketut Sukartiwi selaku pemateri menjelaskan bahwa kasus luka bakar banyak terjadi pada anak dibawah usia 5 lima tahun dan rata-rata di rumah tangga.
Nah berdasarkan kondisi tersebut Combiphar melalui produk Mebo yang telah dipercaya oleh dokter di Indonesia sejak 2006 untuk penanganan luka bakar mempunyai misi mengedukasi masyarakat. Khususnya para ibu, guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka mengenai pertolongan pertama luka bakar di rumah Mebo dengan tarif pasaran Rp 100.000 dengan isi 20 gram.
“lebih dari itu kami ingin mendorong keluarga Indonesia untuk selalu sedia produk obat luka bakar satu diantaranya adalah Mebo sebagai P3K di rumah karena bisa meredahkan panas,” kata Ni Ketut Sukartiwi.
Senada, Sekjen PERAPI, dr Donna Savitri, SpBP-RE menjelaskan sinergi berupa edukasi tentang luka bakar dan lainnya untuk para dokter umum di Indonesia bersama PERAPI dengan produk Mebo dari Combiphar dapat memasarkan salep luka bakar Mebo.
“Sehingga makin banyak tenaga medis dapat mengaplikasikan ilmunya secara langsung dengan penanganan secara cepat dan tepat untuk luka bakar yang sebenarnya menjadi wewenang dan kompetensi dokter bedah plastik,” terang Ketut Sukartiwi.
Sementara itu, mewakili Fakultas Kedokteran Unsrat Manado, dr Mendy H Oley, SpBP-RE berharap lewat kegiatan ini sedapat mungkin dapat mengurangi yang mengalami cacat karena luka bakar dengan mencari pusat pelayanan terdekat. “Dengan Dokter yang telah dilatih, mereka bisa mengurangi angka cacat atau angka kematian,” pungkasnya.
(Anes Tumengkol)
Manado – Combiphar bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia (PERAPI) melaksanakan seminar dan workshop penanganan luka bakar.
Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 200 orang dokter dan perawat di wilayah Manado, Sabtu (12/5/2018) di Hotel Arya Duta Manado. Sebelumnya acara serupa sudah dilaksanakan di Kupang pada 28 April 2018 dengan total peserta 86 Orang.
Seminar dilaksanakan karena berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan yang dirilis pada 2013 mencatat luka bakar menempati urutan keenam penyebabnya cedera tidak disengaja (unintentional injury). Setelah jatuh, sepeda motor, benda tajam/tumpul, transportasi darat lain, dan kejatuhan dengan tingkat prevalensi 0,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, luka bakar menyebabkan sekitar 195.000 jiwa meninggal di Indonesia setiap tahun.
Hal ini memerlukan keahlian tenaga medis professional dalam menangani kasus luka bakar, sementara yang terjadi di Indonesia saat ini jumlah dokter bedah plastik dan unit luka bakar sangat minim terutama di daerah perifer (terpencil).
Sr. GM Marketing Ni Ketut Sukartiwi selaku pemateri menjelaskan bahwa kasus luka bakar banyak terjadi pada anak dibawah usia 5 lima tahun dan rata-rata di rumah tangga.
Nah berdasarkan kondisi tersebut Combiphar melalui produk Mebo yang telah dipercaya oleh dokter di Indonesia sejak 2006 untuk penanganan luka bakar mempunyai misi mengedukasi masyarakat. Khususnya para ibu, guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka mengenai pertolongan pertama luka bakar di rumah Mebo dengan tarif pasaran Rp 100.000 dengan isi 20 gram.
“lebih dari itu kami ingin mendorong keluarga Indonesia untuk selalu sedia produk obat luka bakar satu diantaranya adalah Mebo sebagai P3K di rumah karena bisa meredahkan panas,” kata Ni Ketut Sukartiwi.
Senada, Sekjen PERAPI, dr Donna Savitri, SpBP-RE menjelaskan sinergi berupa edukasi tentang luka bakar dan lainnya untuk para dokter umum di Indonesia bersama PERAPI dengan produk Mebo dari Combiphar dapat memasarkan salep luka bakar Mebo.
“Sehingga makin banyak tenaga medis dapat mengaplikasikan ilmunya secara langsung dengan penanganan secara cepat dan tepat untuk luka bakar yang sebenarnya menjadi wewenang dan kompetensi dokter bedah plastik,” terang Ketut Sukartiwi.
Sementara itu, mewakili Fakultas Kedokteran Unsrat Manado, dr Mendy H Oley, SpBP-RE berharap lewat kegiatan ini sedapat mungkin dapat mengurangi yang mengalami cacat karena luka bakar dengan mencari pusat pelayanan terdekat. “Dengan Dokter yang telah dilatih, mereka bisa mengurangi angka cacat atau angka kematian,” pungkasnya.
(Anes Tumengkol)