MINSEL – Suatu kali terjadi diskusi singkat yang menarik di fans page TETTY PARUNTU FOR MINSEL 2010 (SATU PUTARAN) antara Tetty Paruntu dan Kiki Rahamis, seorang warga Amurang yang tinggal di Tembagapura, Papua.
“Schedule torang pe Ibu calon bupati Minsel pasti padat kang. Mar boleh sto hari ini, di tengah kepadatan kegiatan Ibu, sisihkan waktu menanam satu pohon saja untuk penyelamatan Bumi kita dari kerusakan yang berdampak pada kehidupan manusia… Happy Earth Day 22 April 2010,” tulis Kiki di didinding fans page Tetty Paruntu.
“Happy Earth Day, too. Love to plant more trees just to save the earth,” jawab Tetty Paruntu, yang bersama Sonny Frans Tandayu (PANTAS) diusung Partai Golkar maju di pemilukada Minahasa Selatan.
Mendapat respon, di bagian lain Kiki melanjutkan dengan menyampaikan apresiasi sekaligus masukan-masukan. “Memang sangat PANTAS memakai DB 1 E… Namun Bu Tetty, sepertinya ada yang kurang dari program Ibu, yakni penyelamatan lingkungan hidup di Kabupaten Minsel,” ujar Kiki, sembari mengingatkan masalah sampah, penambangan emas liar, dan penebangan hutan di sejumlah lokasi di Minsel.
“Lingkungan hidup yang lestari perlu dipelihara, dipertahankan, dan dikembangkan bagi kesejahteraan rakyat. Setiap aktivitas pembangunan yang membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup harus diminimalkan dampaknya,” itulah statement Tetty Paruntu berkaitan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni lalu.
Pernyataan tersebut memang menjadi inti dari pikiran-pikiran Tetty Paruntu terkait masalah pembangunan serta dampaknya terhadap lingkungan. Dalam berbagai kesempatan diskusi dengan tim sukses maupun koleganya, Tetty selalu menekankan bahwa masalah percepatan pembangunan selalu harus dikaitkan dengan persoalan pelestarian lingkungan. Tetty jelas-jelas menunjukkan kepedulian yang besar pada masalah pelestarian alam dan lingkungan sekitar kita.
“Sebab, kita harus cepat membangun untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kita harus mengentaskan kemiskinan dan mengatasi pengangguran. Namun di sisi lain, kita juga harus memerhatikan kelestarian alam dan keselamatan lingkungan. Ini tugas kita semua, demi generasi yang akan datang, serta keberlangsungan kehidupan secara keseluruhan,” tegas Tetty Paruntu.
Menurut Tetty, memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengatur agar percepatan pembangunan dapat berlangsung, sementara dampak-dampaknya terhadap lingkungan harus diminimalkan. Pemerintah juga mengemban tugas untuk meningkatkan kesadaran maupun menggerakkan masyarakat supaya berperan serta dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Dan, apabila pemerintah dan masyarakat dapat bersatu-padu membangun sekaligus menjaga dan menyelamatkan lingkungan, maka kehidupan dan tata masyarakat yang ideal pastilah dapat digapai bersama-sama. “Saya setuju sekali dengan aspirasi menjadikan Minsel sebagai paru-paru Sulut nantinya. Jika Tuhan berkehendak, semua akan dijadikan-Nya. Minsel Goes Green. Save the World!”[]
MINSEL – Suatu kali terjadi diskusi singkat yang menarik di fans page TETTY PARUNTU FOR MINSEL 2010 (SATU PUTARAN) antara Tetty Paruntu dan Kiki Rahamis, seorang warga Amurang yang tinggal di Tembagapura, Papua.
“Schedule torang pe Ibu calon bupati Minsel pasti padat kang. Mar boleh sto hari ini, di tengah kepadatan kegiatan Ibu, sisihkan waktu menanam satu pohon saja untuk penyelamatan Bumi kita dari kerusakan yang berdampak pada kehidupan manusia… Happy Earth Day 22 April 2010,” tulis Kiki di didinding fans page Tetty Paruntu.
“Happy Earth Day, too. Love to plant more trees just to save the earth,” jawab Tetty Paruntu, yang bersama Sonny Frans Tandayu (PANTAS) diusung Partai Golkar maju di pemilukada Minahasa Selatan.
Mendapat respon, di bagian lain Kiki melanjutkan dengan menyampaikan apresiasi sekaligus masukan-masukan. “Memang sangat PANTAS memakai DB 1 E… Namun Bu Tetty, sepertinya ada yang kurang dari program Ibu, yakni penyelamatan lingkungan hidup di Kabupaten Minsel,” ujar Kiki, sembari mengingatkan masalah sampah, penambangan emas liar, dan penebangan hutan di sejumlah lokasi di Minsel.
“Lingkungan hidup yang lestari perlu dipelihara, dipertahankan, dan dikembangkan bagi kesejahteraan rakyat. Setiap aktivitas pembangunan yang membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup harus diminimalkan dampaknya,” itulah statement Tetty Paruntu berkaitan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni lalu.
Pernyataan tersebut memang menjadi inti dari pikiran-pikiran Tetty Paruntu terkait masalah pembangunan serta dampaknya terhadap lingkungan. Dalam berbagai kesempatan diskusi dengan tim sukses maupun koleganya, Tetty selalu menekankan bahwa masalah percepatan pembangunan selalu harus dikaitkan dengan persoalan pelestarian lingkungan. Tetty jelas-jelas menunjukkan kepedulian yang besar pada masalah pelestarian alam dan lingkungan sekitar kita.
“Sebab, kita harus cepat membangun untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kita harus mengentaskan kemiskinan dan mengatasi pengangguran. Namun di sisi lain, kita juga harus memerhatikan kelestarian alam dan keselamatan lingkungan. Ini tugas kita semua, demi generasi yang akan datang, serta keberlangsungan kehidupan secara keseluruhan,” tegas Tetty Paruntu.
Menurut Tetty, memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengatur agar percepatan pembangunan dapat berlangsung, sementara dampak-dampaknya terhadap lingkungan harus diminimalkan. Pemerintah juga mengemban tugas untuk meningkatkan kesadaran maupun menggerakkan masyarakat supaya berperan serta dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Dan, apabila pemerintah dan masyarakat dapat bersatu-padu membangun sekaligus menjaga dan menyelamatkan lingkungan, maka kehidupan dan tata masyarakat yang ideal pastilah dapat digapai bersama-sama. “Saya setuju sekali dengan aspirasi menjadikan Minsel sebagai paru-paru Sulut nantinya. Jika Tuhan berkehendak, semua akan dijadikan-Nya. Minsel Goes Green. Save the World!”[]