Ratahan – Bupati Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung terjebak ditengah kondisi hujan dan dingin malam selama kurang lebih 5 jam sebelum akhirnya berhasil keluar di tengah perkebunan pemukiman transmigran Wioi Timur (Nasaret).
Kejadia ini dialamiT Tjanggulung beserta rombongan se saat setelah menghadiri Hari Ulang Tahun daerah pemikiman transmigran Desa Wioi Timur, Senin (11/6). Kejadiannya bermula saat bupati Telly Tjanggulung dan rombongan bermaksud pulang, tepat berada di jembatan yang masih berada tak jauh dari daerah pemukiman Nazaret putus diterpa derasnya air sungai. Dibantu warga, rombongan bupati terus berupaya untuk bisa keluar, namun alkhasil dengan kondisi jalan yang kian parah di selimuti hujan, bupati memutuskan untuk berjalan menaiki jalan terjal baru kemudian di jemput oleh mobil hartop (jenis rambo).
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Dinakertransos) Jemmy Sandag yang mendampingi bupati mengatakan bahwa, memang sudah tidak bisa berbuat apa dengan putusnya akses jembatan penghubung yang masih bersifat darurat. “Ada beberapa mobil yang terpaksa kami tinggalkan di lokasi di antaranya mobil Patwal, DB 1 J, Mobil Disnakertransos, Mobil Penanggulanagan Bencana, Mobnas Camat Ratahan Timur dan sejumlah mobil pribadi lainnya. Selanjutnya ibu bupati dan rombongan harus berjalan kaki sebelum di jemput oleh kendaraan jenis Hartop,” kata Sandag.
Meski begitu, menurutnya ibu bupati terlihat enjoy dan seakan menikmati situasi seperti itu. “Kedepan memang harus di upayakan perbaikan infrastruktur jalan di lokasi pemukiman tersebut,” tukas Sandag.(dul)
Ratahan – Bupati Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung terjebak ditengah kondisi hujan dan dingin malam selama kurang lebih 5 jam sebelum akhirnya berhasil keluar di tengah perkebunan pemukiman transmigran Wioi Timur (Nasaret).
Kejadia ini dialamiT Tjanggulung beserta rombongan se saat setelah menghadiri Hari Ulang Tahun daerah pemikiman transmigran Desa Wioi Timur, Senin (11/6). Kejadiannya bermula saat bupati Telly Tjanggulung dan rombongan bermaksud pulang, tepat berada di jembatan yang masih berada tak jauh dari daerah pemukiman Nazaret putus diterpa derasnya air sungai. Dibantu warga, rombongan bupati terus berupaya untuk bisa keluar, namun alkhasil dengan kondisi jalan yang kian parah di selimuti hujan, bupati memutuskan untuk berjalan menaiki jalan terjal baru kemudian di jemput oleh mobil hartop (jenis rambo).
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Dinakertransos) Jemmy Sandag yang mendampingi bupati mengatakan bahwa, memang sudah tidak bisa berbuat apa dengan putusnya akses jembatan penghubung yang masih bersifat darurat. “Ada beberapa mobil yang terpaksa kami tinggalkan di lokasi di antaranya mobil Patwal, DB 1 J, Mobil Disnakertransos, Mobil Penanggulanagan Bencana, Mobnas Camat Ratahan Timur dan sejumlah mobil pribadi lainnya. Selanjutnya ibu bupati dan rombongan harus berjalan kaki sebelum di jemput oleh kendaraan jenis Hartop,” kata Sandag.
Meski begitu, menurutnya ibu bupati terlihat enjoy dan seakan menikmati situasi seperti itu. “Kedepan memang harus di upayakan perbaikan infrastruktur jalan di lokasi pemukiman tersebut,” tukas Sandag.(dul)