Manado – Manuver politik “lompat pagar” yang dilakukan Godbless Sofcar Vicky Lumentut (GSVL) yang selama ini dikenal bukan saja sebagai Walikota Manado tapi juga Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Sulawesi Utara (Sulut), membuat kehebohan politik.
Menurut analisa Taufik Manuel Tumbelaka dari Lembaga Studi Sosial dan Politik TUMBELAKA Academic Centre, hal ini wajar karena selama ini Vicky Lumentut selain dianggap mempunyai hubungan baik dengan DPP Partai Demokrat juga dikarenakan monuver politiknya terkesan sangat tiba-tiba seakan tidak ada tanda-tanda.
“Kesan tiba-tiba itu muncul sangat terasa di banyak kalangan disebabkan terjadi pada saat Partai Demokrat Sulut sudah melewati tahapan penempatan formasi para calon legislatif dimana terlihat jelas ‘barisan’ termasuk pihak-pihak yang dianggap dekat dengan Vicky Lumentut di internal Partai Demokrat masuk guna memperkuat Partai Demokrat sebagai upaya meraih kesuksesan di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 yang prosesnya sudah berjalan,” jelas Taufik Tumbelaka, Jumat (5/10/2018).
Lanjut Taufik Tumbelaka, kondisi ini juga menjadi ruwet karena pada saat yang relatif sangat berdekatan beredar isu pemanggilan kepada Vicky Lumentut guna dimintai keterangan oleh Kejaksaan Agung terkait suatu dugaan kasus.
“Manuver pindah partai politik di kancah perpolitikan Indonesia sebagai satu pilihan politik sebenarnya suatu hal yang dianggap sah-sah saja dan juga dianggap hal biasa, namun nampaknya untuk Vicky Lumentut menjadi berbeda dikarenakan posisi politiknya di Sulut dan momentumnya yang berbeda,” tandas Tumbelaka.
Tambah Taufik Tumbelaka, langkah politik Vicky Lumentut dalam posisi ini menyebabkan terjadi public hearing dan public opinion ke arah negatif yang kuat. Dalam politik jika terbentuk public opinion maka pihak yang terkena terjangan akan menghadapi kesulitan jika ingin membalikannya, butuh waktu dan strategi jitu serta tim yang cerdas membaca peta politik, ini tidak mudah bahkan bisa semakin rumit jika salah melangkah.
“Opini politik negatif yang menerjang juga dikarenakan lemahnya tim Vicky Lumentut dalam melakukan langkah proaktif dan antisipatif pada saat pilihan politik akan diambil oleh Vicky Lumentut dan ini dapat dirasakan dari kuatnya opini negatif yang terlanjur telah diyakini oleh sejumlah kalangan,” pungkas Tumbelaka.
Hasil analisa Taufik Tumbelaka dari Lembaga Studi Sosial dan Politik TUMBELAKA Academic Centre
(JerryPalohoon)
Manado – Manuver politik “lompat pagar” yang dilakukan Godbless Sofcar Vicky Lumentut (GSVL) yang selama ini dikenal bukan saja sebagai Walikota Manado tapi juga Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Sulawesi Utara (Sulut), membuat kehebohan politik.
Menurut analisa Taufik Manuel Tumbelaka dari Lembaga Studi Sosial dan Politik TUMBELAKA Academic Centre, hal ini wajar karena selama ini Vicky Lumentut selain dianggap mempunyai hubungan baik dengan DPP Partai Demokrat juga dikarenakan monuver politiknya terkesan sangat tiba-tiba seakan tidak ada tanda-tanda.
“Kesan tiba-tiba itu muncul sangat terasa di banyak kalangan disebabkan terjadi pada saat Partai Demokrat Sulut sudah melewati tahapan penempatan formasi para calon legislatif dimana terlihat jelas ‘barisan’ termasuk pihak-pihak yang dianggap dekat dengan Vicky Lumentut di internal Partai Demokrat masuk guna memperkuat Partai Demokrat sebagai upaya meraih kesuksesan di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 yang prosesnya sudah berjalan,” jelas Taufik Tumbelaka, Jumat (5/10/2018).
Lanjut Taufik Tumbelaka, kondisi ini juga menjadi ruwet karena pada saat yang relatif sangat berdekatan beredar isu pemanggilan kepada Vicky Lumentut guna dimintai keterangan oleh Kejaksaan Agung terkait suatu dugaan kasus.
“Manuver pindah partai politik di kancah perpolitikan Indonesia sebagai satu pilihan politik sebenarnya suatu hal yang dianggap sah-sah saja dan juga dianggap hal biasa, namun nampaknya untuk Vicky Lumentut menjadi berbeda dikarenakan posisi politiknya di Sulut dan momentumnya yang berbeda,” tandas Tumbelaka.
Tambah Taufik Tumbelaka, langkah politik Vicky Lumentut dalam posisi ini menyebabkan terjadi public hearing dan public opinion ke arah negatif yang kuat. Dalam politik jika terbentuk public opinion maka pihak yang terkena terjangan akan menghadapi kesulitan jika ingin membalikannya, butuh waktu dan strategi jitu serta tim yang cerdas membaca peta politik, ini tidak mudah bahkan bisa semakin rumit jika salah melangkah.
“Opini politik negatif yang menerjang juga dikarenakan lemahnya tim Vicky Lumentut dalam melakukan langkah proaktif dan antisipatif pada saat pilihan politik akan diambil oleh Vicky Lumentut dan ini dapat dirasakan dari kuatnya opini negatif yang terlanjur telah diyakini oleh sejumlah kalangan,” pungkas Tumbelaka.
Hasil analisa Taufik Tumbelaka dari Lembaga Studi Sosial dan Politik TUMBELAKA Academic Centre
(JerryPalohoon)