Manado, BeritaManado.com — Potensi Konflik paling besar menjelang Pemilu 2019, yakni; Konflik antar pendukung 63%, antar peserta Pemilu 12%, dan konflik antara peserta dengan pihak penyelenggara.
Hal ini dikatakan oleh Taufik Bilfaqih Koordinator divisi Pengawasan, Humas dan Humbungan antar Lembaga, kepada BeritaManado.com, Senin (24/9/2018), usai Rapat Koordinasi Penanganan Konflik Pemilu 2019.
“Angka ini hasil penelitian berdasarkan data pengguna media sosial, ada sekitar 250 netizen yang berpartisipasi atau menanggapi kuesioner,” jelas Taufik Bilfaqih, yang juga Dosen Sosiologi di IAIN Manado.
Dilanjutkannya, kecurangan paling besar berdasarkan hasil penelitian, yakni; Politik uang 44%, DPT Ganda 18%, keterlibatan ASN 14%, dan kecurangan mengubah suara oleh penyelenggara Pemilu 8%.
“Sedangkan untuk potensi Konflik sosial paling besar di Kota Manado, ada di Kecamatan Tuminting, diikuti Kecamatan Malalayang dan kecamatan Singkil. Data berdasarkan hasil penelitian ini, untuk mengidentifikasi dan pemetaan potensi kerawanan Pemilu,” ungkap Taufik Bilfagih.
Menyikapi hal tersebut diatas, Bawaslu akan bersinergi dengan semua pihak yang terkait untuk meminimalisir semua potensi konflik di Kota Manado menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Legislatif dalam pesta Demokrasi Pemilu tanggal 17 April 2019.
“Untuk menjamin kualitas Pemilu dan integritas Pemilu, diperlukan pengawasan disemua tahapan Pemilu oleh Pengawas dan Masyarakat. Disisi lain, Edukasi politik yang benar kepada masyarakat lewat berbagai kegiatan, adalah langkah strategis dalam upaya mencegah serta meminimalisir terjadinya konflik Pemilu 2019,” ujar Taufik Bilfaqih.
(Jones Mamitoho)