Rahmawati Mokoagow
Belang – Untuk bertahan hidup, seseorang biasanya melakukan berbagai cara sesuai dengan kemampuan, seperti yang dilakukan Rahmawati Mokoagow (55), warga Desa Buku Tenggara Kecamatan Belang. Sejak menikah kurang lebih 35 tahun silam hingga hingga saat ini, ibu tiga orang anak ini tetap bertahan hidup dengan usaha berjualan nasi kuning.
Untuk hal yang satu ini bukan soal apa yang dijualnya, akan tetapi waktu yang dihabiskan untuk melakukan sesuatu yang belum tentu bisa dibuat oleh orang lain. Berjualan nasi kuning semua orang juga bisa, namun kalau sudah lebih dari 35 tahun menekuni usaha yang sama dan satu-satunya, belum tentu semua dapat melakoninya.
Tante Apa pun mengaku bersyukur Tuhan masih memberikan kemampuan dan kesehatan kepadanya dan keluarga. Menurutnya memang tidak ringan saat ini. Meski anak-anaknya tidak sempat mengecap pendidikan tinggi, namun dirinya tetap menanamkan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Kini, meski jumlah anggota keluarga sudah tidak lengkap lagi karena telah ditinggalkan anak kedua dan suami tercinta, tak tampak sedikitpun dari wajahnya rasa putus asa dan menyerah terhadap nasib. Sebaliknya, masih ada senyum optimis yang terpancar saat pelanggan setia menghampiri kios jualannya setiap pagi hingga jelang sore hari.
Bahkan di bulan puasa seperti saat ini, aktivitas berjualannya tetap dilakukan seperti biasanya. Mungkin hal itulah yang membuah Tante Ama sama sekali tak tampak tua, namun muda seperti masih berusia 30-an tahun.
“Terkadang disaat sedang tidak sibuk, saya sesekali merasakan kesedihan, apalagi di bulan Ramadhan saat ini tidak ada lagi suami mendampingi saat menjalankan ibadah puasa dan shalat berjamaah di masjid. Namun bersamaan dengan itu, ada semacam kekuatan yang menghampiri pada waktu melafalkan doa dan ayat suci Al-Quran,” tuturnya.
Ia pun tak berharap banyak di sisa waktu hidupnya, selain diberikan kesehatan dari Sang Pemilik kehidupan dan turut membesarkan cucu menjadi orang yang saleh sehingga dapat berguna bagi orang lain. Di akhir pertemuan dengan BeritaManado.com, Senin (6/7/2015), Tante Ama menitipkan kata-kata yang mungkin bisa memotivasi banyak orang.
Sampai dimana dan pada usia berapa Tuhan menghendaki kita hidup, tetaplah berjuang menjalani hidup meski hanya dengan berjualan nasi kuning – Rahmawati Mokoagow
Rahmawati Mokoagow
Belang – Untuk bertahan hidup, seseorang biasanya melakukan berbagai cara sesuai dengan kemampuan, seperti yang dilakukan Rahmawati Mokoagow (55), warga Desa Buku Tenggara Kecamatan Belang. Sejak menikah kurang lebih 35 tahun silam hingga hingga saat ini, ibu tiga orang anak ini tetap bertahan hidup dengan usaha berjualan nasi kuning.
Untuk hal yang satu ini bukan soal apa yang dijualnya, akan tetapi waktu yang dihabiskan untuk melakukan sesuatu yang belum tentu bisa dibuat oleh orang lain. Berjualan nasi kuning semua orang juga bisa, namun kalau sudah lebih dari 35 tahun menekuni usaha yang sama dan satu-satunya, belum tentu semua dapat melakoninya.
Tante Apa pun mengaku bersyukur Tuhan masih memberikan kemampuan dan kesehatan kepadanya dan keluarga. Menurutnya memang tidak ringan saat ini. Meski anak-anaknya tidak sempat mengecap pendidikan tinggi, namun dirinya tetap menanamkan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Kini, meski jumlah anggota keluarga sudah tidak lengkap lagi karena telah ditinggalkan anak kedua dan suami tercinta, tak tampak sedikitpun dari wajahnya rasa putus asa dan menyerah terhadap nasib. Sebaliknya, masih ada senyum optimis yang terpancar saat pelanggan setia menghampiri kios jualannya setiap pagi hingga jelang sore hari.
Bahkan di bulan puasa seperti saat ini, aktivitas berjualannya tetap dilakukan seperti biasanya. Mungkin hal itulah yang membuah Tante Ama sama sekali tak tampak tua, namun muda seperti masih berusia 30-an tahun.
“Terkadang disaat sedang tidak sibuk, saya sesekali merasakan kesedihan, apalagi di bulan Ramadhan saat ini tidak ada lagi suami mendampingi saat menjalankan ibadah puasa dan shalat berjamaah di masjid. Namun bersamaan dengan itu, ada semacam kekuatan yang menghampiri pada waktu melafalkan doa dan ayat suci Al-Quran,” tuturnya.
Ia pun tak berharap banyak di sisa waktu hidupnya, selain diberikan kesehatan dari Sang Pemilik kehidupan dan turut membesarkan cucu menjadi orang yang saleh sehingga dapat berguna bagi orang lain. Di akhir pertemuan dengan BeritaManado.com, Senin (6/7/2015), Tante Ama menitipkan kata-kata yang mungkin bisa memotivasi banyak orang.
Sampai dimana dan pada usia berapa Tuhan menghendaki kita hidup, tetaplah berjuang menjalani hidup meski hanya dengan berjualan nasi kuning – Rahmawati Mokoagow