Manado – Pembahasan Tata-Tertib DPRD Sulut Pasal 86 tentang Pakaian Rapat dan cara berpakaian tak mengakomodir pakaian batik. Hal tersebut disesalkan pemerhati masyarakat Steven Wowiling.
“Disayangkan jika pakaian batik terutama produk batik daerah Sulut tak masuk sebagai pakaian wajib anggota DPRD. Ini bukti tak ada keberpihakan wakil rakyat terhadap pakaian tradisional Indonesia ini,” tukas Wowiling.
Tak masuknya pakaian batik di tata-tertib diakui anggota Pokja pembahas Tatib Denny Sumolang.
“Memang pada Pasal 86, ayat 5 yang isinya pada hari bukan pelaksanaan rapat dapat mengenakan pakaian bebas rapi. Saya akan minta kepada Pokja untuk tetap memasukkan pakaian batik, tidak boleh dihilangkan,” tukas legislator PKPI dapil Bitung/Minut ini. (jerrypalohoon)
Manado – Pembahasan Tata-Tertib DPRD Sulut Pasal 86 tentang Pakaian Rapat dan cara berpakaian tak mengakomodir pakaian batik. Hal tersebut disesalkan pemerhati masyarakat Steven Wowiling.
“Disayangkan jika pakaian batik terutama produk batik daerah Sulut tak masuk sebagai pakaian wajib anggota DPRD. Ini bukti tak ada keberpihakan wakil rakyat terhadap pakaian tradisional Indonesia ini,” tukas Wowiling.
Tak masuknya pakaian batik di tata-tertib diakui anggota Pokja pembahas Tatib Denny Sumolang.
“Memang pada Pasal 86, ayat 5 yang isinya pada hari bukan pelaksanaan rapat dapat mengenakan pakaian bebas rapi. Saya akan minta kepada Pokja untuk tetap memasukkan pakaian batik, tidak boleh dihilangkan,” tukas legislator PKPI dapil Bitung/Minut ini. (jerrypalohoon)