Manado – Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) mengekspor bunga pala ke Belanda tiga hari sesudah Lebaran Idul Fitri 1433 Hijriah (H+3). “Ekspor bunga pala ‘H+3’ Lebaran sebanyak 10 ton mampu mendatangkan devisa bagi Sulut sebanyak 183 ribu dolar AS,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan di Manado, Kamis.
Sanny, mengatakan, dengan realisasi ekspor ke Belanda tersebut, pertanda bahwa krisis keuangan yang melanda negara di kawasan tersebut belum berpengaruh pada ekspor, paling tidak hingga bulan Agustus ini. “Memang ada pengekspor mengkhawatirkan krisis keuangan akan berdampak penurunan daya beli masyarakat di berbagai negara Eropa, termasuk Belanda, dan pengaruhnya pada ekspor, tetapi hingga kini kondisi masih cukup baik bagi Sulut,” ucapnya.
Salah satu faktor yang mendorong permintaan komoditas unggulan Sulut tetap tinggi, karena sebagian besar produk yang dikirim merupakan produk pangan yang tetap dibutuhkan masyarakat. “Kondisi krisis pun, rakyat tetap butuh makan. Nah kebetulan komoditas ekspor Sulut sebagian besar merupakan produk pangan, tak heran bila pengiriman barang ke Eropa khususnya Belanda tetap berlangsung dengan lancar hingga saat ini,” tukas Sanny.
Bunga pala merupakan salah satu produk turunan komoditas pala selain biji pala, namun harganya jauh lebih tinggi daripada biji pala. Produk tersebut terutama banyak dibeli, karena merupakan produk bumbu utama untuk berbagai jenis makanan yang semakin digemari pasar saat ini.(niel)