Wioi, BM – Kemerdekaan negeri ini memang telah lama dirasakan masyarakat, namun berbeda dengan yang terjadi di Desa Wioi Raya, Kecamatan Ratahan Timur, Mitra. Dimana ratusan kepala keluarga di wilayah ini ternyata belum bisa menikmati kemerdekaan mendapatkan pelayanan air bersih yang benar-benar layak dikomsumsi selang beberapa waktu belakangan ini.
“Kesulitan ini memang sudah cukup lama dirasakan warga,” Kata Fredi Kowombon tokoh masyarakat Desa Wioi. Kowombon menuturkan, memang berapa tahun silam warga sempat menikmati layanan air bersih dari PDAM. Namun, saat Gunung Soputan meletus dengan semburan vulkanik yang cukup besar beberap tahun lalu, pasokan air bersih tak lagi ada. Parahnya lagi, pipa-pipa distribusi air bersih yang melayani warga telah rusak oleh karena pengerjaan proyek pelebaran jalan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, lanjut Kowombon, warga terpaksa menggali sumur. Parahnya, tak semua penggalian sumur kemudian ada airnya. “Hanya ada beberapa warga saja yang memiliki sumur air. Terpaksa satu sumur harus dipakai melayani kebutuhan air bersih beberapa rumah tangga,” paparnya. Ia pun berharap, pihak PDAM dapat turun tangan mengatasi kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih tersebut. “Ada sekitar 600-an Kepala Keluarga yang ada di Wioi Raya. Dan kami berharap ada tindak lanjut dari PDAM, termasuk juga perhatian dari pemerintah,” tandasnya. (dul)
Wioi, BM – Kemerdekaan negeri ini memang telah lama dirasakan masyarakat, namun berbeda dengan yang terjadi di Desa Wioi Raya, Kecamatan Ratahan Timur, Mitra. Dimana ratusan kepala keluarga di wilayah ini ternyata belum bisa menikmati kemerdekaan mendapatkan pelayanan air bersih yang benar-benar layak dikomsumsi selang beberapa waktu belakangan ini.
“Kesulitan ini memang sudah cukup lama dirasakan warga,” Kata Fredi Kowombon tokoh masyarakat Desa Wioi. Kowombon menuturkan, memang berapa tahun silam warga sempat menikmati layanan air bersih dari PDAM. Namun, saat Gunung Soputan meletus dengan semburan vulkanik yang cukup besar beberap tahun lalu, pasokan air bersih tak lagi ada. Parahnya lagi, pipa-pipa distribusi air bersih yang melayani warga telah rusak oleh karena pengerjaan proyek pelebaran jalan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, lanjut Kowombon, warga terpaksa menggali sumur. Parahnya, tak semua penggalian sumur kemudian ada airnya. “Hanya ada beberapa warga saja yang memiliki sumur air. Terpaksa satu sumur harus dipakai melayani kebutuhan air bersih beberapa rumah tangga,” paparnya. Ia pun berharap, pihak PDAM dapat turun tangan mengatasi kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih tersebut. “Ada sekitar 600-an Kepala Keluarga yang ada di Wioi Raya. Dan kami berharap ada tindak lanjut dari PDAM, termasuk juga perhatian dari pemerintah,” tandasnya. (dul)