BITUNG—Aksi studi banding yang dilakukan sejumlah pejabat Pemkot Bitung ke Kementrian Lungkungan Hidup (KLH) beberapa waktu hanya pemborosan anggaran. Pasalnya menurut salah satu personil LSM Lembeh Bersatu, Muzakhir Boven, hasil dari studi banding tersebut tidak membawa dampak apa-apa terhadap kondisi lingkungan Kota Bitung.
“Saya tahu persis sejumlah pejabat Pemkot Bitung, seperti camat, sebagian lurah bahkan anggota DPRD Kota Bitung pernah melakukan studi banding tentang lingkungan hidup. Bukan hanya ke KLH tapi juga sampai ke negara Singapore namun sampai saat ini tak satu pun yang bisa direalisasikan,” kata Boven.
Boven sendiri menilai keberangkatan para pejabat Pemkot dan anggota DPRD dalam kaitan lingkungan hidup hanya menghambur-hamburkan uang pemerintah yang notabene milik rakyat. Karena saat ini program pengomposan yang selama selalu didengung-dengungkan Pemkot Bitung tidak kelihatan sama sekali di masyarakat. Terbukti dari jumlah sampah yang masuk ke TPA setiap hari selalu bertambah, bukannya berkurang seiring dengan hasil studi banding soal pengomposan yang dilakukan para pejabat Kota Bitung.
“Jadi saya nilai studi banding ke luar daerah hanya dijadikan ajang santai, memperkaya diri sendiri dan pemborosan uang rakyat. Dan saya minya agar camat dan lurah harus bertanggung jawab jika tempat pengomposan yang ada tidak di fungsikan,”katanya.
Sementara itu, menurut Kadis Kehutanan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bitung, Liesye Macawalang, pengomposan belum maksimal dijalankan di Kota Bitung karena berbagai kendala. Salah satu kendala menurut Macawalang adalah kurangnya sosialisasi ditengah masyarakat soal pengomposan dan masalah ini juga menjadi tanggung jawab pihaknya.
“Kami memiliki fungsi terikat tentang pengomposan namun kendala yang di hadapi saat ini adalah tidak adanya dana untuk mensosialisasinya,” katanya.
Ditemui ditempat terpisah, Kepala Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bitung, dr Ellen Wuisan berpendapat banyak jenis sampah yang bisa di manfaatkan atau dikelola. Seperti sampah plastik bisa didaur ulang atau di jadikan kerajinan tangan rumah tangga tanpa harus dibuang ke TPA.
“Sedangkan sampah basah bisa di jadikan pupuk organik yang bisa membantu menyuburkan tanah dan tanaman,” ujar Wuisan.(en)
BITUNG—Aksi studi banding yang dilakukan sejumlah pejabat Pemkot Bitung ke Kementrian Lungkungan Hidup (KLH) beberapa waktu hanya pemborosan anggaran. Pasalnya menurut salah satu personil LSM Lembeh Bersatu, Muzakhir Boven, hasil dari studi banding tersebut tidak membawa dampak apa-apa terhadap kondisi lingkungan Kota Bitung.
“Saya tahu persis sejumlah pejabat Pemkot Bitung, seperti camat, sebagian lurah bahkan anggota DPRD Kota Bitung pernah melakukan studi banding tentang lingkungan hidup. Bukan hanya ke KLH tapi juga sampai ke negara Singapore namun sampai saat ini tak satu pun yang bisa direalisasikan,” kata Boven.
Boven sendiri menilai keberangkatan para pejabat Pemkot dan anggota DPRD dalam kaitan lingkungan hidup hanya menghambur-hamburkan uang pemerintah yang notabene milik rakyat. Karena saat ini program pengomposan yang selama selalu didengung-dengungkan Pemkot Bitung tidak kelihatan sama sekali di masyarakat. Terbukti dari jumlah sampah yang masuk ke TPA setiap hari selalu bertambah, bukannya berkurang seiring dengan hasil studi banding soal pengomposan yang dilakukan para pejabat Kota Bitung.
“Jadi saya nilai studi banding ke luar daerah hanya dijadikan ajang santai, memperkaya diri sendiri dan pemborosan uang rakyat. Dan saya minya agar camat dan lurah harus bertanggung jawab jika tempat pengomposan yang ada tidak di fungsikan,”katanya.
Sementara itu, menurut Kadis Kehutanan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bitung, Liesye Macawalang, pengomposan belum maksimal dijalankan di Kota Bitung karena berbagai kendala. Salah satu kendala menurut Macawalang adalah kurangnya sosialisasi ditengah masyarakat soal pengomposan dan masalah ini juga menjadi tanggung jawab pihaknya.
“Kami memiliki fungsi terikat tentang pengomposan namun kendala yang di hadapi saat ini adalah tidak adanya dana untuk mensosialisasinya,” katanya.
Ditemui ditempat terpisah, Kepala Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bitung, dr Ellen Wuisan berpendapat banyak jenis sampah yang bisa di manfaatkan atau dikelola. Seperti sampah plastik bisa didaur ulang atau di jadikan kerajinan tangan rumah tangga tanpa harus dibuang ke TPA.
“Sedangkan sampah basah bisa di jadikan pupuk organik yang bisa membantu menyuburkan tanah dan tanaman,” ujar Wuisan.(en)