Bitung – Kondisi industri perikanan Kota Bitung saat ini dianggap sungguh memprihatinkan dan butuh perhatian serius dari pemerintah pusat.
Aksi pengurangan karyawan dan demo menjadi pemandangan yang biasa saat ini, mengingat semua industri perikanan mengalami kondisi yang sama yakni kekurangan pasokan bahan yaitu ikan.
Menurut salah satu pemerhati dunia perikanan Kota Bitung, Tennie Wior, munculnya aksi demo pekerja di industri perikanan adalah hal yang wajar dan harus disikapi secara bijaksana oleh semua pihak.
“Dan siapapun pekerja atau pengusaha akan mengalami hal yang sama ketika kebijkan regulasi aturan diberlakukan seperti saat ini,” kata Tennie, Jumat (03/02/2017).
Menurutnya, kurangnya pasokan bahan baku atau ikan menjadi dalil yang kuat untuk para pengusaha yang bergerak di bidang Unit Pengolahan Ikan (UPI).
“Sudah saatnya pemerintah kota berpikir menyelesaikan atau mencarikan solusi terhadap persoalan ini,” katanya.
Pengusaha dengan investasi yang sangat besar, kata dia, dan pekerja membutuhkan pekerjaan serta kesejahteraan yang layak, namun disatu sisi ketersediaan bahan baku menjadi persoalan utama .
“Ada tujuh perusahan atau pabrik canning dan enam pabrik ikan kayu yang membutuhkan pasokan jenis ikan cakalang, tongkol dan yelow fin. Sudah saatnya pemerintah mengambil bagian membantu mencarikan jalan keluar agar perusahaan-perusahaan tetap eksis dan mempekerjakan masyarakat Kota Bitung,” katanya.
Melakukan protes atau meminta pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan aturan rasanya sangat mustahil.
Sehingga perlu ada inovasi dari sebuah kebijakan Pemkot Bitung dengan mengunakan jaringan pemerintah-pemerintah daerah lainnya yang mempunyai potensi di bidang perikanan tangkap.
“Saya kira Pemkot Bitung tidak akan membiarkan persoalan ini, hanya karena kurangnya pasokan bahan baku yang mengakibatkan persoalan antara pelaku usaha dan pekerja. Masa depan perikanan di Kota Bitung masih sangat potensial, jangan buat mati suri,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Kondisi industri perikanan Kota Bitung saat ini dianggap sungguh memprihatinkan dan butuh perhatian serius dari pemerintah pusat.
Aksi pengurangan karyawan dan demo menjadi pemandangan yang biasa saat ini, mengingat semua industri perikanan mengalami kondisi yang sama yakni kekurangan pasokan bahan yaitu ikan.
Menurut salah satu pemerhati dunia perikanan Kota Bitung, Tennie Wior, munculnya aksi demo pekerja di industri perikanan adalah hal yang wajar dan harus disikapi secara bijaksana oleh semua pihak.
“Dan siapapun pekerja atau pengusaha akan mengalami hal yang sama ketika kebijkan regulasi aturan diberlakukan seperti saat ini,” kata Tennie, Jumat (03/02/2017).
Menurutnya, kurangnya pasokan bahan baku atau ikan menjadi dalil yang kuat untuk para pengusaha yang bergerak di bidang Unit Pengolahan Ikan (UPI).
“Sudah saatnya pemerintah kota berpikir menyelesaikan atau mencarikan solusi terhadap persoalan ini,” katanya.
Pengusaha dengan investasi yang sangat besar, kata dia, dan pekerja membutuhkan pekerjaan serta kesejahteraan yang layak, namun disatu sisi ketersediaan bahan baku menjadi persoalan utama .
“Ada tujuh perusahan atau pabrik canning dan enam pabrik ikan kayu yang membutuhkan pasokan jenis ikan cakalang, tongkol dan yelow fin. Sudah saatnya pemerintah mengambil bagian membantu mencarikan jalan keluar agar perusahaan-perusahaan tetap eksis dan mempekerjakan masyarakat Kota Bitung,” katanya.
Melakukan protes atau meminta pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan aturan rasanya sangat mustahil.
Sehingga perlu ada inovasi dari sebuah kebijakan Pemkot Bitung dengan mengunakan jaringan pemerintah-pemerintah daerah lainnya yang mempunyai potensi di bidang perikanan tangkap.
“Saya kira Pemkot Bitung tidak akan membiarkan persoalan ini, hanya karena kurangnya pasokan bahan baku yang mengakibatkan persoalan antara pelaku usaha dan pekerja. Masa depan perikanan di Kota Bitung masih sangat potensial, jangan buat mati suri,” katanya.(abinenobm)