MANADO – Delapan Pengurus Anak Cabang (PAC) mewakili 8 kecamatan di Kota Manado, mendesak segera dilakukan Koferensi Daerah Luar Biasa (Konferdalub) PDI-Perjuangan Sulawesi Utara. Konferdalub bertujuan menyelematkan partai berlambang banteng moncong putih yang semakin terpuruk.
Kedelapan pengurus yang mengaku masih sah sebagai Pengurus Anak Cabang diantaranya, Ketua PAC Wenang Sonny Holung SH, Ketua PAC Tikala Julius Golung, Sekretaris PAC Sario Marty Rangkang, Wakil Ketua PAC Bunaken Jefry Mansuara, Ketua PAC Malalayang Joutje Supit SH, Sekretaris PAC Tuminting Benny Beta, Ketua PAC Mapanget Sonny Aror dan Ketua PAC Singkil Ruddy Mongoot.
“Konferdalub diatur dalam AD/ART partai. Dorongan ini tidak semata-mata alasan kekalahan Pemilukada, yang terpenting banyak pelanggaran yang dilakukan DPD seperti mengabaikan mekanisme penjaringan dan memaksakan Richard Sualang sebagai calon wakil walikota Manado yang tidak sesuai mekanisme, bahkan kami sudah menolak dari awal tapi justru sebaliknya kami dipecat inprosedural. Ini pelanggaran berat!” ujar Ketua PAC Wenang Sonny Holung SH, pengacara handal yang sebelumnya banyak membela kasus hukum Ketua DPD Freddy Harry Sualang.
Senada dengan Holung, Ketua PAC Singkil Ruddy Mongoot menjelaskan, kekalahan PDI-Perjuangan di semua Pemilukada diakibatkan sikap tidak demokratis DPD, yang paling fatal adalah diskriminasi terhadap SH Sarundajang dengan melakukan penekanan di semua DPC agar tidak mengakomodir nama SHS saat penjaringan lalu.
“Semua tahu itu, masakan Cabang Minahasa tidak mengakomodir nama SHS termasuk Kecamatan Kawangkoan yang notabene kampung halaman SHS, Ini sungguh tidak masuk akal. Hanya kami di Manado yang tidak menuruti rekayasa itu, dari 9 kecamatan, nama SHS keluar di 7 kecamatan,” tegas Ketua PAC Mapanget Sonny Aror didampingi Ketua PAC Tikala Julius Golung dan PAC lainnya.
Namun mereka sepakat menyatakan masih mencintai PDI-Perjuangan dan usaha yang dilakukan bertujuan menyelamatkan partai dari keterpurukan lebih dalam.
“Kami lakukan ini karena kami masih cinta PDI-Perjuangan. Partai ini harus diselamatkan dari usaha kerusakan lebih parah. Jangan karena menganggap sangat berjasa atas kebesaran partai kemudian seenaknya dijadikan alat mengejar kekuasaan untuk keluarga sendiri. Partai ini milik kita semua, bukan milik pengurus tertentu,” kata Julius Golung kepada beritamanado, Jumat (27/08), diiyakan pengurus lainnya. (JRY)
MANADO – Delapan Pengurus Anak Cabang (PAC) mewakili 8 kecamatan di Kota Manado, mendesak segera dilakukan Koferensi Daerah Luar Biasa (Konferdalub) PDI-Perjuangan Sulawesi Utara. Konferdalub bertujuan menyelematkan partai berlambang banteng moncong putih yang semakin terpuruk.
Kedelapan pengurus yang mengaku masih sah sebagai Pengurus Anak Cabang diantaranya, Ketua PAC Wenang Sonny Holung SH, Ketua PAC Tikala Julius Golung, Sekretaris PAC Sario Marty Rangkang, Wakil Ketua PAC Bunaken Jefry Mansuara, Ketua PAC Malalayang Joutje Supit SH, Sekretaris PAC Tuminting Benny Beta, Ketua PAC Mapanget Sonny Aror dan Ketua PAC Singkil Ruddy Mongoot.
“Konferdalub diatur dalam AD/ART partai. Dorongan ini tidak semata-mata alasan kekalahan Pemilukada, yang terpenting banyak pelanggaran yang dilakukan DPD seperti mengabaikan mekanisme penjaringan dan memaksakan Richard Sualang sebagai calon wakil walikota Manado yang tidak sesuai mekanisme, bahkan kami sudah menolak dari awal tapi justru sebaliknya kami dipecat inprosedural. Ini pelanggaran berat!” ujar Ketua PAC Wenang Sonny Holung SH, pengacara handal yang sebelumnya banyak membela kasus hukum Ketua DPD Freddy Harry Sualang.
Senada dengan Holung, Ketua PAC Singkil Ruddy Mongoot menjelaskan, kekalahan PDI-Perjuangan di semua Pemilukada diakibatkan sikap tidak demokratis DPD, yang paling fatal adalah diskriminasi terhadap SH Sarundajang dengan melakukan penekanan di semua DPC agar tidak mengakomodir nama SHS saat penjaringan lalu.
“Semua tahu itu, masakan Cabang Minahasa tidak mengakomodir nama SHS termasuk Kecamatan Kawangkoan yang notabene kampung halaman SHS, Ini sungguh tidak masuk akal. Hanya kami di Manado yang tidak menuruti rekayasa itu, dari 9 kecamatan, nama SHS keluar di 7 kecamatan,” tegas Ketua PAC Mapanget Sonny Aror didampingi Ketua PAC Tikala Julius Golung dan PAC lainnya.
Namun mereka sepakat menyatakan masih mencintai PDI-Perjuangan dan usaha yang dilakukan bertujuan menyelamatkan partai dari keterpurukan lebih dalam.
“Kami lakukan ini karena kami masih cinta PDI-Perjuangan. Partai ini harus diselamatkan dari usaha kerusakan lebih parah. Jangan karena menganggap sangat berjasa atas kebesaran partai kemudian seenaknya dijadikan alat mengejar kekuasaan untuk keluarga sendiri. Partai ini milik kita semua, bukan milik pengurus tertentu,” kata Julius Golung kepada beritamanado, Jumat (27/08), diiyakan pengurus lainnya. (JRY)