Manado – Realita pendidikan di Sulut, khususnya di Kota Manado tidak sejalan dengan semangat pemerintah pusat dalam rangka menggratiskan biaya pendidikan.
Pasalnya, meskipun saat ini sekolah-sekolah negeri tidak lagi membebankan SPP kepada anak didiknya, tapi ada saja biaya berkedok uang komite yang harus dibayar orang tua siswa.
“Kami sangat menyesalkan ternyata untuk mendapatkan pendidikan harus mengeluarkan uang. Memang pendidikan itu mahal, tapi semangat pemerintah pusat dalam menggratiskan biaya pendidikan sudah sangat jelas,” kata ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI) Kota Manado, Stevi Mait kepada BeritaManado.com.
Ditegaskannya, uang komite yang saat ini menjadi biaya yang harus dibayar setiap siswa, bukan hanya merusak semangat pendidikan gratis, tapi ikut membebani masyarakat.
“Kami menerima laporan, ada anak siswa yang hanya karena tidak membayar uang komite, dikejar-kejar gurunya. Ada siswa yang sudah lulus, tapi pihak sekolah tidak menyerahkan ijazahnya, juga gara-gara tunggakan uang komite,” ungkapnya.
Ia pun meminta pemerintah daerah, untuk tegas dalam menyikapi hal tersebut. Dan pihaknya pun mendesak agar uang komite dihapuskan, bersama biaya-biaya lainnya.
“Kami mendesak uang komite dihapuskan. Jika alasannya uang itu digunakan untuk membayar honor guru bantu, itu menjadi persoalan yang harus disikapi langsung oleh pemerintah, bukan dibebankan ke anak didik,” tegasnya. (leriandokambey)
Baca juga:
- Sering Juara Olimpiade Sains, Ternyata IPM Indonesia Peringkat 110
- Duh !!! Kualitas Pendidikan SULUT Masih Dibawah GORONTALO
- MIRIS !!! Sering Dipermalukan Guru, Siswi SMAN 2 Memilih Pindah Sekolah
Manado – Realita pendidikan di Sulut, khususnya di Kota Manado tidak sejalan dengan semangat pemerintah pusat dalam rangka menggratiskan biaya pendidikan.
Pasalnya, meskipun saat ini sekolah-sekolah negeri tidak lagi membebankan SPP kepada anak didiknya, tapi ada saja biaya berkedok uang komite yang harus dibayar orang tua siswa.
“Kami sangat menyesalkan ternyata untuk mendapatkan pendidikan harus mengeluarkan uang. Memang pendidikan itu mahal, tapi semangat pemerintah pusat dalam menggratiskan biaya pendidikan sudah sangat jelas,” kata ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI) Kota Manado, Stevi Mait kepada BeritaManado.com.
Ditegaskannya, uang komite yang saat ini menjadi biaya yang harus dibayar setiap siswa, bukan hanya merusak semangat pendidikan gratis, tapi ikut membebani masyarakat.
“Kami menerima laporan, ada anak siswa yang hanya karena tidak membayar uang komite, dikejar-kejar gurunya. Ada siswa yang sudah lulus, tapi pihak sekolah tidak menyerahkan ijazahnya, juga gara-gara tunggakan uang komite,” ungkapnya.
Ia pun meminta pemerintah daerah, untuk tegas dalam menyikapi hal tersebut. Dan pihaknya pun mendesak agar uang komite dihapuskan, bersama biaya-biaya lainnya.
“Kami mendesak uang komite dihapuskan. Jika alasannya uang itu digunakan untuk membayar honor guru bantu, itu menjadi persoalan yang harus disikapi langsung oleh pemerintah, bukan dibebankan ke anak didik,” tegasnya. (leriandokambey)
Baca juga:
- Sering Juara Olimpiade Sains, Ternyata IPM Indonesia Peringkat 110
- Duh !!! Kualitas Pendidikan SULUT Masih Dibawah GORONTALO
- MIRIS !!! Sering Dipermalukan Guru, Siswi SMAN 2 Memilih Pindah Sekolah