Bitung – Salah satu upaya Pemkot Bitung untuk mengurangi sampah plastik, dengan mengkampanyekan penggunan tumbler atau botol tempat minum.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kota Bitung, Audy Pangemanan dalam sambutan di hadapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Minggu (19/08/2018) di Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung.
“Salah satu upaya kami memerangi sampah plastik adalah dengan penggunaan tambler. Ini bukan sekedar gagah-gagahan Ibu Menteri, tapi sebagai bentuk komitmen kami menjaga lingkungan dari sampah plastik,” kata Audy dengan nada bangga.
Namun Menteri Susi berharap, Pemkot Bitung bisa mengeluarkan sebuah Perda untuk mengurangi sampah plastik.
“Di KKP siapa yang bawa air mineral saya denda. Di Banjarmasin sudah menerapkan Perda tentang penanggulangan sampah plastik. Jadi Bitung juga harus terbitkan Perda agar sampah plastik bisa dikurangi,” kata Menteri Susi.
Ia menyatakan, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, dengan mencapai 64 juta ton/tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik.
“Sedangkan kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 Milyar lembar pertahun = 85.000ton kantong plastik. 32% sampah plastik mengotori lingkungan. Sampah plastik yang masuk ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut microplastics dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Microplastics kata dia, sangat mudah dikonsumsi oleh hewan-hewan laut,” katanya.
Untuk itu, lewat gerakan Pandu Laut Nusantara dirinya ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia ikut memerangi sampah plastik karena sampah plastik sangat berbahaya.
“Gerakan ini sebagai bagian dari komitmen kita mengurangi 70% sampah plastik di lautan pada 2025. Dan hari ini, kita bersama-sama 20 ribu orang di 76 lokasi pantai dari Aceh sampai Papua diseluruh Indonesia Menghadap Laut untuk melakukan aksi bersih-bersih,” katanya.
Gerakan itu kata dia, dilakukan secara sukarela yang melibatkan sejumlah BUMN dan instansi pemerintah yang memiliki kometmen bersama memerangi sampah plastik di laut.
“Aksi ini menjadi salah satu gerakan penting dalam menunjang target bangsa sebagai Poros Maritim Dunia. Hari ini
kita melihat kepedulian yang luar biasa dari masyarakat Indonesia yang bergerak sukarela di 76 titik dan 24 kapal bergabung di titik titik berbeda,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Salah satu upaya Pemkot Bitung untuk mengurangi sampah plastik, dengan mengkampanyekan penggunan tumbler atau botol tempat minum.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kota Bitung, Audy Pangemanan dalam sambutan di hadapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Minggu (19/08/2018) di Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung.
“Salah satu upaya kami memerangi sampah plastik adalah dengan penggunaan tambler. Ini bukan sekedar gagah-gagahan Ibu Menteri, tapi sebagai bentuk komitmen kami menjaga lingkungan dari sampah plastik,” kata Audy dengan nada bangga.
Namun Menteri Susi berharap, Pemkot Bitung bisa mengeluarkan sebuah Perda untuk mengurangi sampah plastik.
“Di KKP siapa yang bawa air mineral saya denda. Di Banjarmasin sudah menerapkan Perda tentang penanggulangan sampah plastik. Jadi Bitung juga harus terbitkan Perda agar sampah plastik bisa dikurangi,” kata Menteri Susi.
Ia menyatakan, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, dengan mencapai 64 juta ton/tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik.
“Sedangkan kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 Milyar lembar pertahun = 85.000ton kantong plastik. 32% sampah plastik mengotori lingkungan. Sampah plastik yang masuk ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut microplastics dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Microplastics kata dia, sangat mudah dikonsumsi oleh hewan-hewan laut,” katanya.
Untuk itu, lewat gerakan Pandu Laut Nusantara dirinya ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia ikut memerangi sampah plastik karena sampah plastik sangat berbahaya.
“Gerakan ini sebagai bagian dari komitmen kita mengurangi 70% sampah plastik di lautan pada 2025. Dan hari ini, kita bersama-sama 20 ribu orang di 76 lokasi pantai dari Aceh sampai Papua diseluruh Indonesia Menghadap Laut untuk melakukan aksi bersih-bersih,” katanya.
Gerakan itu kata dia, dilakukan secara sukarela yang melibatkan sejumlah BUMN dan instansi pemerintah yang memiliki kometmen bersama memerangi sampah plastik di laut.
“Aksi ini menjadi salah satu gerakan penting dalam menunjang target bangsa sebagai Poros Maritim Dunia. Hari ini
kita melihat kepedulian yang luar biasa dari masyarakat Indonesia yang bergerak sukarela di 76 titik dan 24 kapal bergabung di titik titik berbeda,” katanya.
(abinenobm)