Langowan – Jumat Agung adalah salah satu hari besar umat Kristen dunia. Pada hari itu diperingati misteri kematian Yesus demi menebus dosa-dosa manusia. Pergumulan Yesus pada malam sebelum Ia dihukum mati di Taman Getsemani kadang terabaikan dengan cara hidup manusia saat ini. Andai saja Yesus mengatakan tidak dalam doanya kepada Bapa di Surga, maka tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan umat manusia di dunia ini.
Dari tahun ke tahun itulah salah satu sisi dari Yesus yang diangkat dalam bentuk peragaan prosesi penyaliban Sang Penebus dosa. Seperti yang dilakukan oleh umat katolik Wilayah Pelayanan I Paroki St Petrus Langowan, Jumat (18/4/2014) pagi. Sebuah peragaan yang mengugah hati coba ditampilkan dalam kehidupan nyata, meski peristiwa aslinya telah terjadi ribuan tahun silam. Perjuangan Yesus untuk sampai di tujuan tetap hidup hingga sat ini.
Pastor Kanisius Rumondor MSC dalam sebuah penyampaian kepaa seluruh umat yang mengikuti prosesi Jumat Agung tersebut mengatakan bahwa pengorbanan Yesus tak akan bisa tertandingi dengan adegan-adegan seperti seperti yang baru saja dibuat. Apa yang sudah dibuat umat dua tahun terakhir hanya sebagian kecil dari yang sesungguhnya.
“Peragaan prosesi suci ini bagi gereja katolik sendiri adalah suatu sarana untuk membangun iman umat menjadi kuat seperti Yesus, yang tak sepatah katapun terucap saat dirajam dan dicambuk. Semoga dengan apa yang sudah diperankan itu dapat menjadi penggugah semangat hidup iman katolik yang sejati. Karena Yesus dalam segala penderitaan-Nya tak pernah mengelu selain berserah kepada Bapa-Nya,” ungkap Rumondor. (Frangki Wullur)
Langowan – Jumat Agung adalah salah satu hari besar umat Kristen dunia. Pada hari itu diperingati misteri kematian Yesus demi menebus dosa-dosa manusia. Pergumulan Yesus pada malam sebelum Ia dihukum mati di Taman Getsemani kadang terabaikan dengan cara hidup manusia saat ini. Andai saja Yesus mengatakan tidak dalam doanya kepada Bapa di Surga, maka tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan umat manusia di dunia ini.
Dari tahun ke tahun itulah salah satu sisi dari Yesus yang diangkat dalam bentuk peragaan prosesi penyaliban Sang Penebus dosa. Seperti yang dilakukan oleh umat katolik Wilayah Pelayanan I Paroki St Petrus Langowan, Jumat (18/4/2014) pagi. Sebuah peragaan yang mengugah hati coba ditampilkan dalam kehidupan nyata, meski peristiwa aslinya telah terjadi ribuan tahun silam. Perjuangan Yesus untuk sampai di tujuan tetap hidup hingga sat ini.
Pastor Kanisius Rumondor MSC dalam sebuah penyampaian kepaa seluruh umat yang mengikuti prosesi Jumat Agung tersebut mengatakan bahwa pengorbanan Yesus tak akan bisa tertandingi dengan adegan-adegan seperti seperti yang baru saja dibuat. Apa yang sudah dibuat umat dua tahun terakhir hanya sebagian kecil dari yang sesungguhnya.
“Peragaan prosesi suci ini bagi gereja katolik sendiri adalah suatu sarana untuk membangun iman umat menjadi kuat seperti Yesus, yang tak sepatah katapun terucap saat dirajam dan dicambuk. Semoga dengan apa yang sudah diperankan itu dapat menjadi penggugah semangat hidup iman katolik yang sejati. Karena Yesus dalam segala penderitaan-Nya tak pernah mengelu selain berserah kepada Bapa-Nya,” ungkap Rumondor. (Frangki Wullur)