Manado – Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku generasi muda Indonesia. Menyikapi degradasi moral yang melanda generasi muda saat ini, gubernur Sinyo Harry Sarundajang mendukung konsep pendidikan yang mengedepankan budi pekerti.
Menurut Sarundajang, pemahaman budi pekerti harus dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD) dengan pola 90 persen pendidikan budi pekerti. “Kemudian di SMP 60 persen budi pekerti berbanding 40 persen pengetahuan dan SMA 20 berbanding 80,” ujar Sarundajang saat membawakan tausyiah Ramadhan buka puasa NU dan GP Ansor pekan ini.
Untuk itu kedepan Indonesia menurut Sarundajang membutuhkan pemimpin yang bersih dan mampu melakukan perbaikan secara fundamental. “Revolusi mental hanya bisa dilakukan pemimpin yang berakhlak baik yang pasti mendapat dukungan seluruh rakyat Indonesia,” tukas Sarundajang. (jerrypalohoon)
Manado – Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku generasi muda Indonesia. Menyikapi degradasi moral yang melanda generasi muda saat ini, gubernur Sinyo Harry Sarundajang mendukung konsep pendidikan yang mengedepankan budi pekerti.
Menurut Sarundajang, pemahaman budi pekerti harus dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD) dengan pola 90 persen pendidikan budi pekerti. “Kemudian di SMP 60 persen budi pekerti berbanding 40 persen pengetahuan dan SMA 20 berbanding 80,” ujar Sarundajang saat membawakan tausyiah Ramadhan buka puasa NU dan GP Ansor pekan ini.
Untuk itu kedepan Indonesia menurut Sarundajang membutuhkan pemimpin yang bersih dan mampu melakukan perbaikan secara fundamental. “Revolusi mental hanya bisa dilakukan pemimpin yang berakhlak baik yang pasti mendapat dukungan seluruh rakyat Indonesia,” tukas Sarundajang. (jerrypalohoon)