Bitung—Aksi penganiayaan yang menimpa salah satu anggota Satpol PP, Rusdy Manoharfa (25) warga Pasar Tua Kecamatan Maesa, Jumat (8/3) dinihari tergolong sadis. Pasalnya menurut pengakuan Rusdy, ia tidak hanya dipukuli oleh puluhan orang tapi juga sengaja ditabrak dengan mobil dan motor oleh para pelaku ketika berusaha menyelamatkan diri.
Menurut Rusdy, ketika kejadian ia bersama tiga rekannya anggota Satpol PP dan satu orang dari Dishub melakukan penjagaan di pos Perempatan Girian Bawah. Tiba-tiba datang dua motor dan berputar-putar di pos penjagaan tanpa alasan yang jelas.
“Tak lama kemudian datang mobil pick up warna putih yang diperkirakan berjumlah 25 orang dan langsung memukul serta mengerok saya tanpa alasan yang jelas,” kata Rusdy.
Ia mengaku, yang pertama kali memukul adalah sopir mobil pick up tersebut kemudian diikuti puluhan rekannya. “Saya berusaha menghindar dengan cara lari tapi tetap dikejar menggunakan motor dan mobil pick up,” katanya.
Tapi naas, langkah kaki Rusdy kalah cepat dengan sepeda motor dan mobil milik para pelaku. Akibatnya, ia ditabrak para pelaku dan terjatuh serta kembali dianiaya kendati sudah meminta tolong karena tidak berdaya.
“Saya kemudian dinaikkan ke mobil dan dibawa ke lokasi pasar, tepatnya di tempat penjualan ikan. Disitu saya kembali dipukuli dan diancam dibunuh,” katanya.
Beruntung ketika sementara mengalami penganiyaan di lokasi Pasar, Rusdy melihat salah satu kerabatnya dan meminta tolong. “Seandainya tidak ada kerabat saya, mungkin saya sudah mati karena memang mereka merencanakan untuk membunuh saya,” katanya.
Sementara itu, kasus yang menimpa Rusdy ini sudah ditangani Polres Bitung. Dimana para pelaku diduga adalah para pedagang Pasar Girian dan sejumlah warga Girian Bawah yang menolak proses relokasi Pasar Girian ke Pasar Pinasungkulan Sagerat.(enk)
Bitung—Aksi penganiayaan yang menimpa salah satu anggota Satpol PP, Rusdy Manoharfa (25) warga Pasar Tua Kecamatan Maesa, Jumat (8/3) dinihari tergolong sadis. Pasalnya menurut pengakuan Rusdy, ia tidak hanya dipukuli oleh puluhan orang tapi juga sengaja ditabrak dengan mobil dan motor oleh para pelaku ketika berusaha menyelamatkan diri.
Menurut Rusdy, ketika kejadian ia bersama tiga rekannya anggota Satpol PP dan satu orang dari Dishub melakukan penjagaan di pos Perempatan Girian Bawah. Tiba-tiba datang dua motor dan berputar-putar di pos penjagaan tanpa alasan yang jelas.
“Tak lama kemudian datang mobil pick up warna putih yang diperkirakan berjumlah 25 orang dan langsung memukul serta mengerok saya tanpa alasan yang jelas,” kata Rusdy.
Ia mengaku, yang pertama kali memukul adalah sopir mobil pick up tersebut kemudian diikuti puluhan rekannya. “Saya berusaha menghindar dengan cara lari tapi tetap dikejar menggunakan motor dan mobil pick up,” katanya.
Tapi naas, langkah kaki Rusdy kalah cepat dengan sepeda motor dan mobil milik para pelaku. Akibatnya, ia ditabrak para pelaku dan terjatuh serta kembali dianiaya kendati sudah meminta tolong karena tidak berdaya.
“Saya kemudian dinaikkan ke mobil dan dibawa ke lokasi pasar, tepatnya di tempat penjualan ikan. Disitu saya kembali dipukuli dan diancam dibunuh,” katanya.
Beruntung ketika sementara mengalami penganiyaan di lokasi Pasar, Rusdy melihat salah satu kerabatnya dan meminta tolong. “Seandainya tidak ada kerabat saya, mungkin saya sudah mati karena memang mereka merencanakan untuk membunuh saya,” katanya.
Sementara itu, kasus yang menimpa Rusdy ini sudah ditangani Polres Bitung. Dimana para pelaku diduga adalah para pedagang Pasar Girian dan sejumlah warga Girian Bawah yang menolak proses relokasi Pasar Girian ke Pasar Pinasungkulan Sagerat.(enk)