Status Ridwan Lahiya soal KEK
Bitung – Program pemerintah soal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Bitung dianggap terlalu dilebih-lebihkan atau dibesar-besarkan.
Hal itu disampaikan Ridwan Lahiya, salah satu calon walikota Bitung jalur independen Pilkada Kota Bitung tahun 2015 lalu.
“Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terlalu dibesar-besarkan oleh pemerintah kita. Mana ada pengusaha nasional dan onternational yang mau membangun industrinya di Kota Bitung sementara bahan bakunya masih harus dibeli dari luar Indonesia?,” tulis Ridwan di dinding facebooknya, Sabtu (6/2/2016).
Yang seharusnya dilakukan pemerintah saat ini menurut Ridwan, adalah memberikan pekerjaan kepada warga kota.
“Jadikan setiap rumah tangga sebagai penghasil bahan baku pabrikan sehingga dengan sendirinya Pengusaha Nasional dan International yg akan datang membangun bisnisnya di daerah ini,” katanya.
Ia berpendapat, sudah saatnya Pemkot berhenti menjadi pengemis proyek kepada pemerintah pusat.
“Ciptakan peluang didaerah sendiri dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan manusia yang kita miliki,” katanya.
Menurutnya, banyak sekali program kerja yang bisa dibuat di daerah tapi kesannya hanya “show” saja tanpa ada dampak secara langsung yang dirasakan masyarakat.
“Paling-paling hanya booming pada saat pelaksanaan saja setelah itu sepi….,” katanya.
Justru kata dia, yang hebat Kota Tomohon yang bisa dibilang sukses mengangkat nama daerah serta meningkatkan PAD dengan bermodalkan flower atau bunga.
“Potensi Kota Bitung begitu banyak tapi tak digarap pemerintah daerah, masak kita kalah dengan Kota Tomohon,” katanya.(abinenobm)