Tondano, BeritaManado.com — Ratusan hektar lahan pertanian aktif sawah yang terletak di kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa, sebelumnya dikenal sebagai sentra produksi tanaman padi, namun sejak 15 tahun belakangan kini lahan pertanian ini sudah berubah menjadi lahan tidur, imbasnya petani mengeluh tak bisa tanam padi dan stok pangan berkurang.
“Tadinya sawah miliknya ditanami bibit padi 2 kaleng, menghasilkan 2 ton beras belum lagi padi milik petani lainnya,” ujar Piter Muntuan petani sawah, Selasa (3/4/2018).
Ia menceritakan, kejadian bermula saat PLN membuat pintu air di desa Tonsea lama bertujuan untuk membendung air, agar volume air bertambah dan bisa menggerakan turbin yang menghasilkan listrik.
“Imbasnya air Danau Tondano meluap menggenangi persawahan dilahan pertanian kecamatan Tondano Barat” kata Muntuan.
Dengan demikian jelasnya, mulai saat itu petani mengeluh lantaran sudah tak bisa tanam padi lagi, disebabkan air meluap dari pinggiran Danau Tondano menenggelamkan ratusan hektar sawah.
“Anehnya mulai saat itu pemerintah cuek dan tidak pernah mencari jalan keluar, makanya kami petani merasa dikorbankan,” sambungnya.
Sementara itu petani lainnya Sonny Paat menyampaikan, ratusan hektar lahan pertanian sawah tadinya menghasilkan stok pangan beras, begitu juga menyerap jumlah tenaga kerja buruh dan kini stok beras pun menjadi kurang.
“Faktor lainnya pembuatan jalan melintasi pertengahan sawah berdampak suplai air tidak berjalan dengan baik, banyak petani kesulitan memperoleh air karena petani hanya menggunakan sistem tadah hujan,” terang Paat.
Bukan hanya itu bagi Paat, masyarakat yang bermukim di kelurahan Toulour kecamatan Tondano Timur, hingga kini mereka kebanjiran dan sebagian masyarakat di kelurahan Roong Tondano Barat mengalami hal yang sama.
Menurutnya petani dan masyarakat banyak yang menderita lantaran pembuatan pintu air PLN di desa Tonsea Lama.
Diinformasikan, area persawahan yang sudah menjadi lahan tidur terbentang dari arah pompa bensin kelurahan Roong kecamatan Tondano Barat mengarah ke kelurahan Peleloan Tondano Selatan di tepian Danau Tondano.
Terpantau sisi kanan dan kiri jalan sudah berdiri bangunan milik pribadi padahal sebelumnya lahan pertanian sawah aktif, disamping itu beberapa warga sudah mematok papan dan mengklaim sejumlah titik lahan adalah milik mereka.
(Ferry Lesar)
Tondano, BeritaManado.com — Ratusan hektar lahan pertanian aktif sawah yang terletak di kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa, sebelumnya dikenal sebagai sentra produksi tanaman padi, namun sejak 15 tahun belakangan kini lahan pertanian ini sudah berubah menjadi lahan tidur, imbasnya petani mengeluh tak bisa tanam padi dan stok pangan berkurang.
“Tadinya sawah miliknya ditanami bibit padi 2 kaleng, menghasilkan 2 ton beras belum lagi padi milik petani lainnya,” ujar Piter Muntuan petani sawah, Selasa (3/4/2018).
Ia menceritakan, kejadian bermula saat PLN membuat pintu air di desa Tonsea lama bertujuan untuk membendung air, agar volume air bertambah dan bisa menggerakan turbin yang menghasilkan listrik.
“Imbasnya air Danau Tondano meluap menggenangi persawahan dilahan pertanian kecamatan Tondano Barat” kata Muntuan.
Dengan demikian jelasnya, mulai saat itu petani mengeluh lantaran sudah tak bisa tanam padi lagi, disebabkan air meluap dari pinggiran Danau Tondano menenggelamkan ratusan hektar sawah.
“Anehnya mulai saat itu pemerintah cuek dan tidak pernah mencari jalan keluar, makanya kami petani merasa dikorbankan,” sambungnya.
Sementara itu petani lainnya Sonny Paat menyampaikan, ratusan hektar lahan pertanian sawah tadinya menghasilkan stok pangan beras, begitu juga menyerap jumlah tenaga kerja buruh dan kini stok beras pun menjadi kurang.
“Faktor lainnya pembuatan jalan melintasi pertengahan sawah berdampak suplai air tidak berjalan dengan baik, banyak petani kesulitan memperoleh air karena petani hanya menggunakan sistem tadah hujan,” terang Paat.
Bukan hanya itu bagi Paat, masyarakat yang bermukim di kelurahan Toulour kecamatan Tondano Timur, hingga kini mereka kebanjiran dan sebagian masyarakat di kelurahan Roong Tondano Barat mengalami hal yang sama.
Menurutnya petani dan masyarakat banyak yang menderita lantaran pembuatan pintu air PLN di desa Tonsea Lama.
Diinformasikan, area persawahan yang sudah menjadi lahan tidur terbentang dari arah pompa bensin kelurahan Roong kecamatan Tondano Barat mengarah ke kelurahan Peleloan Tondano Selatan di tepian Danau Tondano.
Terpantau sisi kanan dan kiri jalan sudah berdiri bangunan milik pribadi padahal sebelumnya lahan pertanian sawah aktif, disamping itu beberapa warga sudah mematok papan dan mengklaim sejumlah titik lahan adalah milik mereka.
(Ferry Lesar)