Minut, BeritaManado.com – Progres pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis terus dipantau Kementerian Kesehatan RI.
Hal itu dikatakan Direktur RSUD Walanda Maramis dr Alain Beyah, Kamis (13/9/2018).
“Perkembangan sudah fondasi lantai satu dan terus dipantau pemerintah pusat,” ujar Beyah.
Seperti diketahui, rehabilitasi RSUD Maria Walanda Maramis dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp27,5 miliar dengan rincian Rp20 miliar untuk pembangunan fisik, sisanya alat kesehatan seperti tempat tidur, mesin USG (ultrasonografi), dan lainnya.
“Untuk fisik, rencananya dibangun dua ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat), dua ruang ICU (Intensive Care Unit) dan IBS (Instalasi Bedah Sentral) tiga lantai,” jelas Beyah.
Pembangunan tersebut, menurut Beyah bertujuan menaikan tipe rumah sakit dari tipe C ke tipe B.
“Masih butuh banyak (dana). Semoga tahun depan dapat DAU (Dana Alokasi Umum) karena ada pekerjaan fisik maupun alat kesehatan yang tidak bisa dibiayai DAK contohnya bangunan pusat sterilisasi,” lanjutnya.
Saat ini, menurut Beyah, jumlah pasien di RSUD naik dua kali lipat demikian juga dengan kunjungan rawat jalan naik signifikan.
“Karena (RSUD Maria Walanda Maramis) sudah jadi rujukan regional. Pasien areal Minut dan Bitung jangan langsung ke Manado kecuali pasien khusus seperti cuci darah dan kemoterapi kanker. Tapi sakit lainnya harus rujuk ke rumah sakit daerah lebih dahulu,” pungkas Beyah.
(FindaMuhtar)
Minut, BeritaManado.com – Progres pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis terus dipantau Kementerian Kesehatan RI.
Hal itu dikatakan Direktur RSUD Walanda Maramis dr Alain Beyah, Kamis (13/9/2018).
“Perkembangan sudah fondasi lantai satu dan terus dipantau pemerintah pusat,” ujar Beyah.
Seperti diketahui, rehabilitasi RSUD Maria Walanda Maramis dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp27,5 miliar dengan rincian Rp20 miliar untuk pembangunan fisik, sisanya alat kesehatan seperti tempat tidur, mesin USG (ultrasonografi), dan lainnya.
“Untuk fisik, rencananya dibangun dua ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat), dua ruang ICU (Intensive Care Unit) dan IBS (Instalasi Bedah Sentral) tiga lantai,” jelas Beyah.
Pembangunan tersebut, menurut Beyah bertujuan menaikan tipe rumah sakit dari tipe C ke tipe B.
“Masih butuh banyak (dana). Semoga tahun depan dapat DAU (Dana Alokasi Umum) karena ada pekerjaan fisik maupun alat kesehatan yang tidak bisa dibiayai DAK contohnya bangunan pusat sterilisasi,” lanjutnya.
Saat ini, menurut Beyah, jumlah pasien di RSUD naik dua kali lipat demikian juga dengan kunjungan rawat jalan naik signifikan.
“Karena (RSUD Maria Walanda Maramis) sudah jadi rujukan regional. Pasien areal Minut dan Bitung jangan langsung ke Manado kecuali pasien khusus seperti cuci darah dan kemoterapi kanker. Tapi sakit lainnya harus rujuk ke rumah sakit daerah lebih dahulu,” pungkas Beyah.
(FindaMuhtar)