Kolongan – Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM se Rayon Minahasa Utara mengikuti kegiatan Lokakarya Jurnalistik di Gedung GMIM Jemaat Moria, Wilayah Kalawat Dua, Jumat (28/11/2014) siang.
Pelatihan jurnalistik diberikan Tim Pokja Infokom Komisi P/KB Sinode GMIM. Maksud kegiatan, selain melatih ke jurnalistikan bagi anggota PKB GMIM di Rayon Minahasa Utara, juga dalam rangka pengoperasional website PKB GMIM www.pkb-gmim.com
Satu diantara pemateri, Friko Poli, mengatakan website PKB GMIM bisa menjadi media terbesar di dunia, jika saja tiap jemaat di wilayah Sinode GMIM satu saja menjadi pewarta di jemaatnya.
Diakuinya, kemajuan Iptek tak terbendung, sehingga jurnalistik sangat maju.
“Melalui media website, kejadian hari ini kita tulis, bisa dibaca sampai luar negeri, kawanua di luar negeri bisa mengetahui, jadi tidak sekedar di kawasan Minut saja,” kata Poli.
Dikatakannya, mengapa GMIM perlu website, bukan melalui Facebook dan lainnya? Karena website bisa dipercaya orang, beda dengan Facebook GMIM, orang bisa saja tidak percaya.
“Facebook, kita sendiri saja bisa buat 10 fb, pake nama samaran juga bisa. Itu masuk jurnalis tanpa sensor. Bisa saja FB disamarkan, bisa fitnah orang dan sebagainya, itu bahaya,” tegas Poli.
Dikatakannya juga, teknik wawancara agar P/KB bisa menggali hasil wawancaranya untuk mendapatkan satu berita yang menarik.
“Walau website khusus GMIM tidak mengapa juga kita angkat hal-hal yang menjadi contoh baik, seperti kisah sukses yang bersandar pada anugerah Tuhan,” kata Poli. (robintanauma)
Kolongan – Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM se Rayon Minahasa Utara mengikuti kegiatan Lokakarya Jurnalistik di Gedung GMIM Jemaat Moria, Wilayah Kalawat Dua, Jumat (28/11/2014) siang.
Pelatihan jurnalistik diberikan Tim Pokja Infokom Komisi P/KB Sinode GMIM. Maksud kegiatan, selain melatih ke jurnalistikan bagi anggota PKB GMIM di Rayon Minahasa Utara, juga dalam rangka pengoperasional website PKB GMIM www.pkb-gmim.com
Satu diantara pemateri, Friko Poli, mengatakan website PKB GMIM bisa menjadi media terbesar di dunia, jika saja tiap jemaat di wilayah Sinode GMIM satu saja menjadi pewarta di jemaatnya.
Diakuinya, kemajuan Iptek tak terbendung, sehingga jurnalistik sangat maju.
“Melalui media website, kejadian hari ini kita tulis, bisa dibaca sampai luar negeri, kawanua di luar negeri bisa mengetahui, jadi tidak sekedar di kawasan Minut saja,” kata Poli.
Dikatakannya, mengapa GMIM perlu website, bukan melalui Facebook dan lainnya? Karena website bisa dipercaya orang, beda dengan Facebook GMIM, orang bisa saja tidak percaya.
“Facebook, kita sendiri saja bisa buat 10 fb, pake nama samaran juga bisa. Itu masuk jurnalis tanpa sensor. Bisa saja FB disamarkan, bisa fitnah orang dan sebagainya, itu bahaya,” tegas Poli.
Dikatakannya juga, teknik wawancara agar P/KB bisa menggali hasil wawancaranya untuk mendapatkan satu berita yang menarik.
“Walau website khusus GMIM tidak mengapa juga kita angkat hal-hal yang menjadi contoh baik, seperti kisah sukses yang bersandar pada anugerah Tuhan,” kata Poli. (robintanauma)