Manado – Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Utara selalu berupaya memenuhi permintaan darah dari masyarakat. PMI bahkan menjamin kualitas darah sebelum dilakukan mendonoran darah kepada pasien.
Hal tersebut diungkap Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI, dr Agusteivie Tellew ketika hearing bersama Komisi 4 DPRD Sulut, Rabu (29/3/2017) sore.
“UTD PMI menyediakan transfusi darah cukup, aman dan berkualitas. Rumah-sakit yang bekerja-sama dengan kami diminta untuk mengecek stok darah melalui web PMI. Jika masih tersedia pasti kami layani, kecuali habis sama-sekali,” ujar dr Agusteivie Tellew yang didampingi dr Enrico Rawung dan pimpinan PMI Sulut lainnya.
Pada rapat yang dipimpin Ketua Komisi 4, James Karinda, dr Agusteivie Tellew mengingatkan pihak rumah-sakit untuk menghindari donor darah pengganti. Menurutnya, donor pengganti adalah alternatif terakhir penyediaan darah bagi pasien.
“Karena donor pengganti itu beresiko, tidak aman dan merugikan pasien. PMI memiliki standar WHO untuk pemeriksaan kesehatan pendonor darah. Begitu pula keluarga pasien akan mengalami kerugian lebih besar untuk mencari donor pengganti,” tandas dr Agusteivie Tellew. (JerryPalohoon)
Manado – Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Utara selalu berupaya memenuhi permintaan darah dari masyarakat. PMI bahkan menjamin kualitas darah sebelum dilakukan mendonoran darah kepada pasien.
Hal tersebut diungkap Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI, dr Agusteivie Tellew ketika hearing bersama Komisi 4 DPRD Sulut, Rabu (29/3/2017) sore.
“UTD PMI menyediakan transfusi darah cukup, aman dan berkualitas. Rumah-sakit yang bekerja-sama dengan kami diminta untuk mengecek stok darah melalui web PMI. Jika masih tersedia pasti kami layani, kecuali habis sama-sekali,” ujar dr Agusteivie Tellew yang didampingi dr Enrico Rawung dan pimpinan PMI Sulut lainnya.
Pada rapat yang dipimpin Ketua Komisi 4, James Karinda, dr Agusteivie Tellew mengingatkan pihak rumah-sakit untuk menghindari donor darah pengganti. Menurutnya, donor pengganti adalah alternatif terakhir penyediaan darah bagi pasien.
“Karena donor pengganti itu beresiko, tidak aman dan merugikan pasien. PMI memiliki standar WHO untuk pemeriksaan kesehatan pendonor darah. Begitu pula keluarga pasien akan mengalami kerugian lebih besar untuk mencari donor pengganti,” tandas dr Agusteivie Tellew. (JerryPalohoon)