TONDANO – Dibalik kinerja dan pelayanan prima yang terus dipacu pihak PT PLN untuk menjamin kualitas sumber daya manusia yang handal, ternyata pihak PT PLN masih mengoleksi pejabat yang bermental bobrok.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sulut, Maykel Tielung, yang juga ketua ketua Federasi Serikat Pekerja Nasional Indonesia (FSPNI) Sulut. Dikatakannya, oknum Assisten Manager SDM Sektor Minahasa, Robby Manoppo, tidak bersikap layaknya seorang pemimpin. Pasalnya, terkait kunjungan sejumlah wartawan, dirinya terkesan melecehkan dan enggan memberikan keterangan positif.
“Oknum pejabat seperti itu, tidak mencerminkan prilaku yang baik. Dimana ketika dikunjungi pekerja PERS atau wartawan, bukannya dirinya memberikan kesan yang positif namun kebalikkannya, dirinya malah mengatakan yang namanya wartawan adalah oknum yang hanya dia kenal. Inikan lucu,” pungkas Tielung.
Sementara, kepada wartawan saat melakukan tugas jurnalistik dengan hendak mewawancarainya, Robby Manoppo menolak, dengan alasan wartawan tersebut harusnya mewawancarai pihak PLN Wilayah Suluttenggo atau Cabang Manado.
“Ngoni kalu mo tanya masalah terkait ganti rugi, atau tentang mati-mati lampu, salah kalu tanya disini, ngoni tanya di kantor wilayah dengan cabang Manado, kyapa mo tanya sini. Dengan ngoni dapa lia bukang wartawan. Yang wartawan itu kita banyak kenal, mar ngoni baru skarang kita lia,” ujar Manoppo seperti yang ditirukan Feinjel Pioh (wartawan harian Koran Manado), Syaifudin Hadju SH (Warta Sulut) dan Michael Pandeiroot (kontributor KBR 68H). (*)
TONDANO – Dibalik kinerja dan pelayanan prima yang terus dipacu pihak PT PLN untuk menjamin kualitas sumber daya manusia yang handal, ternyata pihak PT PLN masih mengoleksi pejabat yang bermental bobrok.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sulut, Maykel Tielung, yang juga ketua ketua Federasi Serikat Pekerja Nasional Indonesia (FSPNI) Sulut. Dikatakannya, oknum Assisten Manager SDM Sektor Minahasa, Robby Manoppo, tidak bersikap layaknya seorang pemimpin. Pasalnya, terkait kunjungan sejumlah wartawan, dirinya terkesan melecehkan dan enggan memberikan keterangan positif.
“Oknum pejabat seperti itu, tidak mencerminkan prilaku yang baik. Dimana ketika dikunjungi pekerja PERS atau wartawan, bukannya dirinya memberikan kesan yang positif namun kebalikkannya, dirinya malah mengatakan yang namanya wartawan adalah oknum yang hanya dia kenal. Inikan lucu,” pungkas Tielung.
Sementara, kepada wartawan saat melakukan tugas jurnalistik dengan hendak mewawancarainya, Robby Manoppo menolak, dengan alasan wartawan tersebut harusnya mewawancarai pihak PLN Wilayah Suluttenggo atau Cabang Manado.
“Ngoni kalu mo tanya masalah terkait ganti rugi, atau tentang mati-mati lampu, salah kalu tanya disini, ngoni tanya di kantor wilayah dengan cabang Manado, kyapa mo tanya sini. Dengan ngoni dapa lia bukang wartawan. Yang wartawan itu kita banyak kenal, mar ngoni baru skarang kita lia,” ujar Manoppo seperti yang ditirukan Feinjel Pioh (wartawan harian Koran Manado), Syaifudin Hadju SH (Warta Sulut) dan Michael Pandeiroot (kontributor KBR 68H). (*)