Amurang – Christiany Euginia Paruntu (CEP) yang notabene adalah kader potensial Partai Golkar (PG) sebagai Calon Bupati Minsel 2015-2020 yang kini diusung PDIP, akan menyatukan dua kekuatan besar partai politik (Parpol) di Minsel.
Apalagi dipasangkan dengan Fanky Donny Wongkar (FDW) yang saat ini menjadi Sekretaris DPD PDIP Sulut. Namun hingga kini koalisi kedua partai masih samar karena baik DPP hingga DPD II PG belum mengeluarkan rekomendasi.
Nampaknya masih tampak ragu-ragunya PG bergandengan tangan dengan PDIP pada Pilkada Minsel, mendapat tanggapan dari Pengamat Politik Sulut asal Minsel Ferry Liando.
Menurut Liando, sebenarnya tidak menjadi persoalan kalau PDIP tidak berkoalisi dengan Partai Golkar pada Pilkada Minsel.
“PDI perjuangan secara administrasi telah memenuhi syarat tanpa harus berkoalisi, sehingga keraguan Golkar tidak mengganggu pencalonan,” tukas Liando, Kamis (2/7/2015).
Liando menjelaskan, dalam Pilkada, kini dukungan partai tidak lagi menjadi tolak ukur perolehan suara. Bahkan menurutnya lagi partai hanyalah kendaraan saat di pencalonan.
Sedangkan nantinya yang bekerja adalah tim sukses dari masing-masing calon. Mesin partai sendiri lebih banyak tidak bekerja, lantaran telah dimanja pada Pemilu legislatif.
“Jadi menurut saya di Pilkada kini menang tidaknya calon tergantung dari figur yang diusung. Sebab nantinya yang bekerja adalah tim atau mesin dari pasangan calon bukan dari partai. Makanya pemilihan pasangan yang tepat oleh partai, menjadi penentu. Bila salah, maka sulit mendapatkan kemenangan,” jelas Liando.
Lanjut dia menyatakan, pertimbangan keterwakilan etnik atau daerah dan unsur golongan sangat memegang peranan penting.
“Saya bisa katakan dan sudah di buktikan pada Gubernur Sarunajang selama 2 periode, yakni penentu kemenangan, sekali lagi saya tegaskan ada di daerah hetrogen seperti di Minsel, pasangan yang berasal dari perwakilan daerah, kelompok atau golongan efektif membangun kekuatan memenangkan Pilkada,” papar Liando. (sanlylendongan)
Amurang – Christiany Euginia Paruntu (CEP) yang notabene adalah kader potensial Partai Golkar (PG) sebagai Calon Bupati Minsel 2015-2020 yang kini diusung PDIP, akan menyatukan dua kekuatan besar partai politik (Parpol) di Minsel.
Apalagi dipasangkan dengan Fanky Donny Wongkar (FDW) yang saat ini menjadi Sekretaris DPD PDIP Sulut. Namun hingga kini koalisi kedua partai masih samar karena baik DPP hingga DPD II PG belum mengeluarkan rekomendasi.
Nampaknya masih tampak ragu-ragunya PG bergandengan tangan dengan PDIP pada Pilkada Minsel, mendapat tanggapan dari Pengamat Politik Sulut asal Minsel Ferry Liando.
Menurut Liando, sebenarnya tidak menjadi persoalan kalau PDIP tidak berkoalisi dengan Partai Golkar pada Pilkada Minsel.
“PDI perjuangan secara administrasi telah memenuhi syarat tanpa harus berkoalisi, sehingga keraguan Golkar tidak mengganggu pencalonan,” tukas Liando, Kamis (2/7/2015).
Liando menjelaskan, dalam Pilkada, kini dukungan partai tidak lagi menjadi tolak ukur perolehan suara. Bahkan menurutnya lagi partai hanyalah kendaraan saat di pencalonan.
Sedangkan nantinya yang bekerja adalah tim sukses dari masing-masing calon. Mesin partai sendiri lebih banyak tidak bekerja, lantaran telah dimanja pada Pemilu legislatif.
“Jadi menurut saya di Pilkada kini menang tidaknya calon tergantung dari figur yang diusung. Sebab nantinya yang bekerja adalah tim atau mesin dari pasangan calon bukan dari partai. Makanya pemilihan pasangan yang tepat oleh partai, menjadi penentu. Bila salah, maka sulit mendapatkan kemenangan,” jelas Liando.
Lanjut dia menyatakan, pertimbangan keterwakilan etnik atau daerah dan unsur golongan sangat memegang peranan penting.
“Saya bisa katakan dan sudah di buktikan pada Gubernur Sarunajang selama 2 periode, yakni penentu kemenangan, sekali lagi saya tegaskan ada di daerah hetrogen seperti di Minsel, pasangan yang berasal dari perwakilan daerah, kelompok atau golongan efektif membangun kekuatan memenangkan Pilkada,” papar Liando. (sanlylendongan)