Amurang – Cuaca ekstrim mulai melanda wilayah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) belakangan ini membuat pesisir pantai di daerah ini terjadi abrasi pantai. Bahkan terjadinya abrasi pantai mulai mengancam rumah-rumah penduduk yang berada di pesisir pantai.
Seperti yang terjadi di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Tatapaan dan Kecamatan Tumpaan serta Kecamatan Sinonsayang, abrasi pantai sudah mulai menghantam di belakang rumah-rumah penduduk. Tidak heran kekhawatiran pun mulai menyelimuti sejumlah penduduk.
“Kondisi seperti ini kami rasakan setiap akhir dan awal tahun, jadi kami tetap berada pada posisi waspada,” ujar Ronny Assa warga yang tinggal di tepi laut di Desa Sapa Kecamatan Sinonsayang.
Berdasarkan hasil pantauan, memang ada beberapa lokasi di pesisir pantai sebelumnya sudah dipasang pengaman berupa tanggul penangkal abrasi pantai. Namun, tanggul tersebut hanya berada di titik-titik tertentu, sehingga belum mampu mengamankan sejumlah pemukiman penduduk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Minsel Joutje Tuerah ST Msi, saat dihubungi wartawan media ini, mengatakan bahwa biasanya jika ada proyek pemecah ombak, itu sering ditangani oleh Balai Provinsi Sulut.
“Hanya saja sekarang mereka belum berikan laporan tentang itu, akan tetapi biasanya wilayah Tatapaan sering mendapatkan proyek itu. Kalau ada laporan pasti mereka akan membantu masyarakat. Tapi khusus untuk Minahasa Selatan sendiri, Ada proyek dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), coba jo hubungi pa om Alo (sapaan Kepala BPBD Minsel Handri Komalig),” ujar dia.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel Handrie Komalig, saat akan dihubungi wartawan media ini, hingga berita ini diturunkan belum berhasil ditemui. “ Bapak ada tugas luar,” kata staff. (sanlylendongan)
Amurang – Cuaca ekstrim mulai melanda wilayah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) belakangan ini membuat pesisir pantai di daerah ini terjadi abrasi pantai. Bahkan terjadinya abrasi pantai mulai mengancam rumah-rumah penduduk yang berada di pesisir pantai.
Seperti yang terjadi di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Tatapaan dan Kecamatan Tumpaan serta Kecamatan Sinonsayang, abrasi pantai sudah mulai menghantam di belakang rumah-rumah penduduk. Tidak heran kekhawatiran pun mulai menyelimuti sejumlah penduduk.
“Kondisi seperti ini kami rasakan setiap akhir dan awal tahun, jadi kami tetap berada pada posisi waspada,” ujar Ronny Assa warga yang tinggal di tepi laut di Desa Sapa Kecamatan Sinonsayang.
Berdasarkan hasil pantauan, memang ada beberapa lokasi di pesisir pantai sebelumnya sudah dipasang pengaman berupa tanggul penangkal abrasi pantai. Namun, tanggul tersebut hanya berada di titik-titik tertentu, sehingga belum mampu mengamankan sejumlah pemukiman penduduk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Minsel Joutje Tuerah ST Msi, saat dihubungi wartawan media ini, mengatakan bahwa biasanya jika ada proyek pemecah ombak, itu sering ditangani oleh Balai Provinsi Sulut.
“Hanya saja sekarang mereka belum berikan laporan tentang itu, akan tetapi biasanya wilayah Tatapaan sering mendapatkan proyek itu. Kalau ada laporan pasti mereka akan membantu masyarakat. Tapi khusus untuk Minahasa Selatan sendiri, Ada proyek dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), coba jo hubungi pa om Alo (sapaan Kepala BPBD Minsel Handri Komalig),” ujar dia.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel Handrie Komalig, saat akan dihubungi wartawan media ini, hingga berita ini diturunkan belum berhasil ditemui. “ Bapak ada tugas luar,” kata staff. (sanlylendongan)