Manado – Sebanyak 30 Personil Dit Lantas Polda Sulut dan jajaran, mengikuti pelatihan fungsi teknis lantas.
Pelatihan yang dibuka oleh Wadir Lantas Polda Sulut AKBP Putu T. Mahayana, SSt. MK di aula Dit Lantas Polda Sulut ini, Jumat (12/02/2015) pagi, mengedepankan materi tentang pengenalan handak (bom), Tindakan Pertama TKP (TPTKP) temuan bom serta pengenalan narkoba.
Menurut Wadir Lantas, Polisi Lalu Lintas setiap hari bertugas di lapangan berhadapan langsung dengan masyarakat, sehingga memerlukan kecakapan khusus dalam menghadapi berbagai persoalan di lapangan. Beliau memberikan contoh kejadian yang beberapa kali terjadi yang langsung mengancam keselamatan Polisi Lalu Lintas di lapangan.
“Seperti peristiwa bom Thamrin, dan peristiwa lainnya yang kemudian menjadi korban adalah polisi lalu lintas yang bertugas saat itu,” kata Wadir.
Oleh karena itu, menurut Beliau, untuk menghindari/meminimalisir kejadian-kejadian serupa, personil Dit Lantas diberikan pelatihan mengenai pengenalan bahan peledak (bom) dan bagaimana tindakan pertama saat menemukan bom di TKP serta pengenalan tentang narkoba.
“Sehingga nantinya dengan tambahan pengetahuan tentang bom dan narkoba ini, personil lantas bisa lebih berhati-hati lagi dalam menjalankan tugasnya di lapangan,” harapnya.
Dalam pelatihan yang dilaksanakan sehari tersebut, Direktorat Lalu Lintas menggandeng Dit Res Narkoba dan Satuan Brimob sebagai narasumber dan pemateri dalam pelatihan. (***/risat)
Manado – Sebanyak 30 Personil Dit Lantas Polda Sulut dan jajaran, mengikuti pelatihan fungsi teknis lantas.
Pelatihan yang dibuka oleh Wadir Lantas Polda Sulut AKBP Putu T. Mahayana, SSt. MK di aula Dit Lantas Polda Sulut ini, Jumat (12/02/2015) pagi, mengedepankan materi tentang pengenalan handak (bom), Tindakan Pertama TKP (TPTKP) temuan bom serta pengenalan narkoba.
Menurut Wadir Lantas, Polisi Lalu Lintas setiap hari bertugas di lapangan berhadapan langsung dengan masyarakat, sehingga memerlukan kecakapan khusus dalam menghadapi berbagai persoalan di lapangan. Beliau memberikan contoh kejadian yang beberapa kali terjadi yang langsung mengancam keselamatan Polisi Lalu Lintas di lapangan.
“Seperti peristiwa bom Thamrin, dan peristiwa lainnya yang kemudian menjadi korban adalah polisi lalu lintas yang bertugas saat itu,” kata Wadir.
Oleh karena itu, menurut Beliau, untuk menghindari/meminimalisir kejadian-kejadian serupa, personil Dit Lantas diberikan pelatihan mengenai pengenalan bahan peledak (bom) dan bagaimana tindakan pertama saat menemukan bom di TKP serta pengenalan tentang narkoba.
“Sehingga nantinya dengan tambahan pengetahuan tentang bom dan narkoba ini, personil lantas bisa lebih berhati-hati lagi dalam menjalankan tugasnya di lapangan,” harapnya.
Dalam pelatihan yang dilaksanakan sehari tersebut, Direktorat Lalu Lintas menggandeng Dit Res Narkoba dan Satuan Brimob sebagai narasumber dan pemateri dalam pelatihan. (***/risat)