Langowan – Jika seorang mencoba untuk bertahan hidup dengan bekal makanan yang lazim dikonsumsi itu bisa dikatakan sudah biasa, meski jumlahnya terbatas. Namun jika melihat perjuangan hidup perempuan tua di Desa Rumbia, semua orang pasti akan tercengang.
Bagaimana tidak, selama kurang lebih 30 tahun menetap, Narti (90) nama perempuan tua itu, sebagian besar hidupnya hanya dikenyangkan dengan makanan yang dikenal masyarakat setempat dengan nama sagu ubi (ubi kayu yang diparut). Menurut perempuan yang nada bicaranya seperti dialeg orang jawa itu, bahwa dirinya jarang sekali dirinya mengkonsumsi nasi.
“Beginilah nasib orang susah. Nda punya apa – apa. Makan saja setengah mati. Rumah sudah hampir rusak, nda ada yang mau bantu. Hanya dengan ubi parut yang dijemur ini saya bisa bertahan hidup selama 30 tahun,” ungkapnya sambil membereskan jemuran ubi parutnya yang nyaris basah karena hujan.
Meski dalam keadaan yang serba kekurangan, namun tidak menyurutkan semangat juang wanita yang sudah diberkahi usia yang ke 90 tahun itu.
“Hidup terus disyukuri. Panjang umar merupakan karunia Tuhan,” ujarnya.(ang)
Langowan – Jika seorang mencoba untuk bertahan hidup dengan bekal makanan yang lazim dikonsumsi itu bisa dikatakan sudah biasa, meski jumlahnya terbatas. Namun jika melihat perjuangan hidup perempuan tua di Desa Rumbia, semua orang pasti akan tercengang.
Bagaimana tidak, selama kurang lebih 30 tahun menetap, Narti (90) nama perempuan tua itu, sebagian besar hidupnya hanya dikenyangkan dengan makanan yang dikenal masyarakat setempat dengan nama sagu ubi (ubi kayu yang diparut). Menurut perempuan yang nada bicaranya seperti dialeg orang jawa itu, bahwa dirinya jarang sekali dirinya mengkonsumsi nasi.
“Beginilah nasib orang susah. Nda punya apa – apa. Makan saja setengah mati. Rumah sudah hampir rusak, nda ada yang mau bantu. Hanya dengan ubi parut yang dijemur ini saya bisa bertahan hidup selama 30 tahun,” ungkapnya sambil membereskan jemuran ubi parutnya yang nyaris basah karena hujan.
Meski dalam keadaan yang serba kekurangan, namun tidak menyurutkan semangat juang wanita yang sudah diberkahi usia yang ke 90 tahun itu.
“Hidup terus disyukuri. Panjang umar merupakan karunia Tuhan,” ujarnya.(ang)