Tombariri – Pergelaran Budaya Katombuluan dan Tulude di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri bakal menjadi agenda tetap. Demikian dikatakan Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow MSi di sela-sela sambutannya saat menghadiri acara tersebut, Selasa (30/1/2017) kemarin. Kegiatan tersebut juga merupakan rangkaian Festival Kebudayaan Pesona Minahasa 2017.
Bupati Jantje Sajow bersama Ketua TP PKK Minahasa Dr Olga Sajow-Singko MHum bersama rombongan disambut secara adat Minahasa melalui tarian Kabasaran dan tarian Puteri Pingkan selaku Kalano Petor un Tana. Penyambutan juga dilakukan dengan dengan tradisi Sangihe Talaud Menginsomahe Sake dan pemasangan baju dan topi adat kepada Bupati serta pengalungan selendang kepada Ibu Olga Sajow-Singkoh.
Sementara untuk ibadah syukur dipimpin oleh Sekretaris Departemen Penggembalaan Sinode GMIM Pdt teddy Kansil MTh.
Kegiatan dilanjutkan dengan prosesi kue adat Tamo yang diselingi dengan tarian grup Masamper, tarian Tagonggong, tarian Gunde dan Vocal Grup serta persembahan tarian Maengket dari SMA Negeri 1 Tombariri dan diakhiri dengan tarian Katrili oleh Tim Kesenian Ikatan Waraney dan Wulan Minahasa.
Lebih lanjut dalam sambutannya, Bupati Jantje Sajow memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut, sebagai bentuk upaya melestarikan adat dan budaya leluhur.
“Saya bangga karena selama hidup baru pertama kali mengenakan baju adat Sangihe. Saya pertama melihat ini 15 tahun lalu. Memang saat ini ada sedikit perbedaan. Ini acara yang sangat luar biasa karena kolaborasi dua budaya yakni Sangihe dalam adat Tulude dan adat Katombuluan. Kita patut bersyukur karena ini hari bersejarah bagi Minahasa, dimana untuk pertama kalinya Katombuluan dan Tulude digelar bersama di Minahasa” ungkap Bupati.
Dikatakan Bupati, pagelaran Adat Tulude dan Katombuluan ini akan dianggarkan dalam APBD Minahasa setiap tahunnya.
“Semoga kegiatan ini bisa membawa Minahasa lebih maju ke depan dalam bidang kebudayaan. Tujuan kami menggali semua potensi budaya di Minahasa selain untuk melestarikan budaya, tapi juga untuk menarik wisatawan berkunjung ke Minahasa ” urai Bupati.
Ditambahkan Bupati, kedepannya nanti akan diracik dengan apik acara ini agar lebih dikenal luas dan akan mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Desa Poopoh akan menjadi pusat karena disini banyak suku Sangihe dan Talaud yang telah bercampur dengan orang Minahasa asli serta hidup rukun dan damai secara bersama.
“Kita sama dimata Tuhan yang tidak boleh dipisahkan, mari kita bangun kebersamaan di Minahasa melalui kebudayaan. Tangkal kelompok-kelompok radikan yang coba mengganti dasar negara Pancasila. Orang Minahasa harus berperan penting menjaga NKRI” ujar Bupati sembari mengapresiasi panitia dan seluruh masyarakat yang telah begitu kuat menjaga kebersamaan dalam menjaga kebudayaan sebagai pemersatu yang menjadi kekuatan, terpenting semua untuk kemuliaan nama Tuhan.
Diakhir acara, Bupati JWS didampingi Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Agustivo Tumundo menyerahkan bantuan bagi penyelenggara acara Katombuluan dan acara Tulude ini, yang diterima oleh Ketua Panita Ir Frans Subhan Torar didampingi oleh Sekretaris Paheluman Ne Tombulu Drs Hein WF Repi.
Kegiatan yang digelar oleh Badan Musyawarah Masyarakat Tombulu dengan dukungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa ini, turut dihadiri oleh Sekdakab Minahasa Jeffry Korengkeng SH MSi, Asisten I Dr Denny Mangala MSi, Asisten II Dr Wilford Siagian MA, Ketua Komisi III DPRD Rommy Leke SE MSi, Anggota DPRD James A Kojongian ST MM, Kadis Pertanian Ir Frans Subhan Torar selaku Ketua Panitia, Kadis PMPD Djefry Sajow SH, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Agustivo Tumundo SE MSI dan para pejabat Pemkab lainnya, Camat Tombariri Ricky Laloan SH, para Camat se-Minahasa serta para tokoh masyarakat, tokoh adat dan masyarakat umum lainnya. (***/frangkiwullur)
Tombariri – Pergelaran Budaya Katombuluan dan Tulude di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri bakal menjadi agenda tetap. Demikian dikatakan Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow MSi di sela-sela sambutannya saat menghadiri acara tersebut, Selasa (30/1/2017) kemarin. Kegiatan tersebut juga merupakan rangkaian Festival Kebudayaan Pesona Minahasa 2017.
Bupati Jantje Sajow bersama Ketua TP PKK Minahasa Dr Olga Sajow-Singko MHum bersama rombongan disambut secara adat Minahasa melalui tarian Kabasaran dan tarian Puteri Pingkan selaku Kalano Petor un Tana. Penyambutan juga dilakukan dengan dengan tradisi Sangihe Talaud Menginsomahe Sake dan pemasangan baju dan topi adat kepada Bupati serta pengalungan selendang kepada Ibu Olga Sajow-Singkoh.
Sementara untuk ibadah syukur dipimpin oleh Sekretaris Departemen Penggembalaan Sinode GMIM Pdt teddy Kansil MTh.
Kegiatan dilanjutkan dengan prosesi kue adat Tamo yang diselingi dengan tarian grup Masamper, tarian Tagonggong, tarian Gunde dan Vocal Grup serta persembahan tarian Maengket dari SMA Negeri 1 Tombariri dan diakhiri dengan tarian Katrili oleh Tim Kesenian Ikatan Waraney dan Wulan Minahasa.
Lebih lanjut dalam sambutannya, Bupati Jantje Sajow memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut, sebagai bentuk upaya melestarikan adat dan budaya leluhur.
“Saya bangga karena selama hidup baru pertama kali mengenakan baju adat Sangihe. Saya pertama melihat ini 15 tahun lalu. Memang saat ini ada sedikit perbedaan. Ini acara yang sangat luar biasa karena kolaborasi dua budaya yakni Sangihe dalam adat Tulude dan adat Katombuluan. Kita patut bersyukur karena ini hari bersejarah bagi Minahasa, dimana untuk pertama kalinya Katombuluan dan Tulude digelar bersama di Minahasa” ungkap Bupati.
Dikatakan Bupati, pagelaran Adat Tulude dan Katombuluan ini akan dianggarkan dalam APBD Minahasa setiap tahunnya.
“Semoga kegiatan ini bisa membawa Minahasa lebih maju ke depan dalam bidang kebudayaan. Tujuan kami menggali semua potensi budaya di Minahasa selain untuk melestarikan budaya, tapi juga untuk menarik wisatawan berkunjung ke Minahasa ” urai Bupati.
Ditambahkan Bupati, kedepannya nanti akan diracik dengan apik acara ini agar lebih dikenal luas dan akan mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Desa Poopoh akan menjadi pusat karena disini banyak suku Sangihe dan Talaud yang telah bercampur dengan orang Minahasa asli serta hidup rukun dan damai secara bersama.
“Kita sama dimata Tuhan yang tidak boleh dipisahkan, mari kita bangun kebersamaan di Minahasa melalui kebudayaan. Tangkal kelompok-kelompok radikan yang coba mengganti dasar negara Pancasila. Orang Minahasa harus berperan penting menjaga NKRI” ujar Bupati sembari mengapresiasi panitia dan seluruh masyarakat yang telah begitu kuat menjaga kebersamaan dalam menjaga kebudayaan sebagai pemersatu yang menjadi kekuatan, terpenting semua untuk kemuliaan nama Tuhan.
Diakhir acara, Bupati JWS didampingi Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Agustivo Tumundo menyerahkan bantuan bagi penyelenggara acara Katombuluan dan acara Tulude ini, yang diterima oleh Ketua Panita Ir Frans Subhan Torar didampingi oleh Sekretaris Paheluman Ne Tombulu Drs Hein WF Repi.
Kegiatan yang digelar oleh Badan Musyawarah Masyarakat Tombulu dengan dukungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa ini, turut dihadiri oleh Sekdakab Minahasa Jeffry Korengkeng SH MSi, Asisten I Dr Denny Mangala MSi, Asisten II Dr Wilford Siagian MA, Ketua Komisi III DPRD Rommy Leke SE MSi, Anggota DPRD James A Kojongian ST MM, Kadis Pertanian Ir Frans Subhan Torar selaku Ketua Panitia, Kadis PMPD Djefry Sajow SH, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Agustivo Tumundo SE MSI dan para pejabat Pemkab lainnya, Camat Tombariri Ricky Laloan SH, para Camat se-Minahasa serta para tokoh masyarakat, tokoh adat dan masyarakat umum lainnya. (***/frangkiwullur)