Rumah Panggung Minahasa di Woloan
Manado – Dalam pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Sulut Senin (1/9/2014), para pengusaha Philipina yang dipimpin Konsul Jenderal (Konjen) Philipina Jose D R Burgos terungkap ada beberapa komoditi di Sulut yang diminati para pengusaha itu.
Komoditi yang dilirik oleh pengusaha Philipina tersebut antara lain jagung, kelapa dan turunannya, cengkih, palah, ikan dan turunannya serta rumah adat Sulut (rumah panggung).
Menjawab keinginan para pengusaha tersebut, Wakil Gubernur Sulut DR Djouhari Kansil menyebutkan, produksi jagung Sulut mencapai 85 ribu ton/hektar dan dipanen setahun tiga kali.
“Walaupun produksi jagung kita masih kecil untuk kebutuhan lokal. Tapi Sulut bisa menjadi pusat pengolahan komoditi tersebut untuk diekspor keluar negeri,” tegas Kansil.
Menurut dia, lewat program revitalisasi pertanian, pemerintah daerah bekerjasama dengan perbankan terus mendorong warga untuk terus menanam sampai memanfaatkan setiap lahan tidur yang ada untuk di tanam komoditi jagung dan tanaman pertanian lainnya.
Sementara untuk rumah adat, di Sulut produksi terbesarnya terdapat di Woloan Tomohon, Minahasa, Minsel dan Mitra.
Terkait dengan pengelolaan tanah, Kansil menjelaskan bahwa di Sulut yang punya tanah adalah keluarga atau personal, termasuk tidak ada pembatasan lahan. Pengusaha Philipina bisa melakukan hal ini, namun harus ada kerjasama (memorandum Of understanding) terlebih dahulu.
Kansil juga mengatakan, pelabuhan Bitung juga saat mendukung karena saat ini telah menjadi penampung komoditir ekspor keluar negeri.
“Semua komoditi ekspor tersebut dikirim keluar negeri melalui kapal kontiner pelabuhan bitung, dan ini sudah dilakukan ke Malaysia begitu sebaliknya,” kata Kansil.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Kadis Pertanian dan Perikanan Ir Yohanes Panelewen, Kadis Perindag Ir Olvie Ateng MSi, Karo Ekonomi Jeane Mendur dan Karo Umum Dra Femmy Suluh MSi.