Ratahan – Selang mulai diberlakukannya program konversi Minyak Tanah (MT) ke Gas olah pihak pemerintah, ternyata untuk kabupaten pemulihan Minahasa Tenggara (Mitra) sendiri jatah atau kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) khusnya MT tahun 2012 mengalami penurunan yang signifikan atau sekitar 50 persen disbanding jatah tahun 2011.
Jika tahun sebelumnya Mitra menerima 180 ribu kiloliter MT bersubsidi, di tahun 2012 ini kuota MT untuk Mitra tinggal 90 ribu KL. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setdakab Mitra, Drs Robby Sumual MM menjelaskan, program konversi MT ke gas merupakan konsekwensi berkurangnya jatah MT,” saat ini berkurang hingga 50 persen dari jatah yang ada, mungkin nanti MT benar-benar akan dihilangkan,” katanya Sumual kepada para wartawan.
Diungkapkan juga Sumual, bahwa jatah 90 ribu Kl MT ini selanjutnya dibagi merata di dua agen resmi yang ada di Kabupaten pemulihan, yang selanjutnya diteruskan ke pangkalan-pangkalan MT yang tersebar di 12 Kecamatan yang ada. “Jatah ke agen berkurang maka otomoatis ke pangkalan juga akan berkurang. Tetapi kita berharap nantinya tidak akan ada masalah,” harapnya.
Untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) MT bersubisidi di Mitra sendiri, bervariasi karena disesuaikan dengan jarak tempuh dan posisi wilayah masing-masing kecamatan.
“Untuk wilayah Ratahan dan sekitanya, HET ada pada angka Rp 3.250 per liter. Sementara untuk wilayah Ratatotok-Touluaab Selatan menjadi Rp 3.750 per liter,” terang Sumual semabari menambahkan bahwa berkurangnya pasokan MT diyakini tidak berpengaruh di tengah masyarakat. Pasalnya, program konversi MT ke gas selama ini berjalan cukup baik di Mitra, di mana masyarakat sudah banyak yang sehari-hari menggunakan gas sebagai bahan bakar.(Dul)
Ratahan – Selang mulai diberlakukannya program konversi Minyak Tanah (MT) ke Gas olah pihak pemerintah, ternyata untuk kabupaten pemulihan Minahasa Tenggara (Mitra) sendiri jatah atau kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) khusnya MT tahun 2012 mengalami penurunan yang signifikan atau sekitar 50 persen disbanding jatah tahun 2011.
Jika tahun sebelumnya Mitra menerima 180 ribu kiloliter MT bersubsidi, di tahun 2012 ini kuota MT untuk Mitra tinggal 90 ribu KL. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setdakab Mitra, Drs Robby Sumual MM menjelaskan, program konversi MT ke gas merupakan konsekwensi berkurangnya jatah MT,” saat ini berkurang hingga 50 persen dari jatah yang ada, mungkin nanti MT benar-benar akan dihilangkan,” katanya Sumual kepada para wartawan.
Diungkapkan juga Sumual, bahwa jatah 90 ribu Kl MT ini selanjutnya dibagi merata di dua agen resmi yang ada di Kabupaten pemulihan, yang selanjutnya diteruskan ke pangkalan-pangkalan MT yang tersebar di 12 Kecamatan yang ada. “Jatah ke agen berkurang maka otomoatis ke pangkalan juga akan berkurang. Tetapi kita berharap nantinya tidak akan ada masalah,” harapnya.
Untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) MT bersubisidi di Mitra sendiri, bervariasi karena disesuaikan dengan jarak tempuh dan posisi wilayah masing-masing kecamatan.
“Untuk wilayah Ratahan dan sekitanya, HET ada pada angka Rp 3.250 per liter. Sementara untuk wilayah Ratatotok-Touluaab Selatan menjadi Rp 3.750 per liter,” terang Sumual semabari menambahkan bahwa berkurangnya pasokan MT diyakini tidak berpengaruh di tengah masyarakat. Pasalnya, program konversi MT ke gas selama ini berjalan cukup baik di Mitra, di mana masyarakat sudah banyak yang sehari-hari menggunakan gas sebagai bahan bakar.(Dul)