MITRA, BeritaManado.com – Hajatan pengucapan syukur yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) pada 12 Juli 2015 mendatang dinilai waktunya tidak tepat oleh sejumlah kalangan.
Tanpa ada maksud untuk menolak acara syukur tersebut, namun menurut sejumlah pihak, agenda tersebut akan semakin terasa apabilah dilakukan usai hari raya Idul Fitri atau Ramadhan.
“Disaat bersamaan umat Muslim masih sementara menjalankan ibadah puasa, makanya perlu dikaji lagi. Dan mari kita kedepankan toleransi antar umat beragama,” ujar pemerhati Mitra Viddy Ngantung.
Senada dengan itu, anggota DPRD Mitra Alkindi Bilfaqib mengatakan, alangka baik dan eloknya apabilah pengucapan syukur digelar setelah perayaan Indul Fitri atau Ramadhan.
“Saya sependapat dengan masyarakat, sebab akan lebih terasa kebersamaannya apabilah pengucapan syukur baru dilaksanakan setelah hari lebaran,” tutur Alkindi.
Lanjut menurutnya, kebersamaan dan rasa toleransi antar umat beragam sangatlah kental bagi warga masyarakat Mitra umumnya Sulut. Karena itu Ia berharap, hajatan pengucapan syukur sebisanya ditunda sehingga tidak menganggu masyarakat muslim yang sedang melaksanakan ibdah puasa.
“Moment kekeluargaan yang nantinya kita rayakan lewat pengucapan syukur itu, kian terasa dan nampak apabilah seluruh lapisan masyarakat Mitra merayakannya secara bersamaan,” tukasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Mitra lainnya Nolly Langingi berpendapat, waktu pelaksanaan pengucapan syukur sudah jelas sangat tidak tepat karena bersamaan dengan momen ibadah puasa.
“Kita jangan bicara toleransi kalau akhirnya kita berpesta ditengah umat lainnya sedang melaksanakan puasa. Hal ini yang perlu dipikirkan Pemkab Mitra. Makanya pelaksanaan pengucapan syukur harus ditunda,” ujar Langingi. (rulan sandag)