MANADO – Acara rutin tahunan pengucapan syukur wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dan sebagian Minahasa Induk, Minggu (11/07), seperti dugaan sebelumnya tidak terlalu meriah, akhirnya terbukti.
Pantauan beritamanado, tingkat kemacetan lalulintas di daerah Amurang, Tareran dan Kawangkoan tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kan sudah kami katakan sebelumnya, tanggal 11 Juli bertepatan dengan final Piala Dunia, banyak orang Manado memilih tidak jalan-jalan ke pengucapan, lebih memilih menunggu final Piala Dunia, orang Minahasa juga banyak yang turun ke Manado” ujar Antonius Parengkuan, warga Tareran kepada beritamanado.
Namun masyarakat tetap menyambut pengucapan syukur dengan penuh sukacita. “Walaupun tidak terlalu meriah namun kami gembira bisa menyambut keluarga dan tamu-tamu,” tutur Chintya Giroth, warga Desa Tolok, Kecamatan Tompaso. (JRY)
MANADO – Acara rutin tahunan pengucapan syukur wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dan sebagian Minahasa Induk, Minggu (11/07), seperti dugaan sebelumnya tidak terlalu meriah, akhirnya terbukti.
Pantauan beritamanado, tingkat kemacetan lalulintas di daerah Amurang, Tareran dan Kawangkoan tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kan sudah kami katakan sebelumnya, tanggal 11 Juli bertepatan dengan final Piala Dunia, banyak orang Manado memilih tidak jalan-jalan ke pengucapan, lebih memilih menunggu final Piala Dunia, orang Minahasa juga banyak yang turun ke Manado” ujar Antonius Parengkuan, warga Tareran kepada beritamanado.
Namun masyarakat tetap menyambut pengucapan syukur dengan penuh sukacita. “Walaupun tidak terlalu meriah namun kami gembira bisa menyambut keluarga dan tamu-tamu,” tutur Chintya Giroth, warga Desa Tolok, Kecamatan Tompaso. (JRY)